Indonesia

Awas Polisi Gadungan Eropa Sasar Wisatawan Indonesia!

Posted on Updated on

Polisi Amsterdam Pic: Serbalanda
Polisi Amsterdam Pic: Serbalanda

Kecopetan atau kehilangan dokumen dan barang berharga sangat menjengkelkan. Apalagi kalau kita sedang berperjalanan di negara lain. Mencari tempat melapor, mendapatkan kembali dokumen bisa menguras waktu perjalanan atau liburan. Kecopetan atau kecurian barang, sebisa mungkin dihindari. Tulisan Serbalanda ini semoga membantu kawan lebih waspada.

Belakangan ini modus kejahatan, aparat polisi gadungan mulai marak. Eka Tanjung dari Serbalanda sedianya hanya menemukan berbagai kasus di Rotterdam Belanda, sekarang sudah merambah ke Jerman, Swiss, Prancis, Belgia dan lainnya. Kawan-kawan wisatawan dan backpackers dari Indonesia mohon berwaspada.

Peringatan
Penulis yang sudah 30 tahun domisili di Belanda, kerap membaca dan mendengar kejadian di tempat-tempat wisata. Tulisan ini hanya sekedar peringantan saja, karena Kepolisian Belanda juga mengeluarkan warning soal aparat gadungan dari Eropa Timur. Alasan lain, karena penulis tidak ingin orang Indonesia menjadi korban penipuan ini.

Waspada
Ketika kawan berada di tempat-tempat wisata, sebaiknya waspada dengan barang-barang. Sekalipun sedang melihat view bagus dan ingin segera berselfie ria tanpa harus kehilangan moment. Jangan lengah meninggalkan tas dan barang berharga lainnya. Sebab orang yang berniat jahat, akan beraksi pada detik-detik ketika korban sedang lengah.

Polisi Preman
Salah satu modus kejahatan di tempat-tempat wisata Belanda adalah jaringan pencopetan dan penipuan yang dilakukan oleh dua sampai 6 orang. Dua orang menyamar sebagai polisi berpakaian sipil, atau preman.

ID Palsu
Mereka berbekal ID-card tiruan yang mirip punya Polisi. Para pelaku berasal dari Eropa Timur dan tidak berbahasa Belanda, penguasaan bahasa Inggrisnya pun terbata-bata. Hanya kalimat-kalimat standar saja. Mereka menyasar wisatawan Asia yang berjalan sendirian atau dalam kelompok kecil, seperti dari Thailand, Korea, China, Singapura atau Indonesia.

Modus Operandi
Menurut pihak kepolisian Belanda, para pelaku beroperasi paling sering berempat. Mereka terlebih dulu mengamati bakal korbannya sejak mulai dari masuk tempat-tempat wisata kalau di Rotterdam sekitar Euromast, Markthal atau Spido.

Setelah calon korban berada di lokasi yang sepi, dua orang pelaku akan menghampiri mangsa. Sapaan ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa bakal mangsanya bukan lokal Belanda. Mereka menyapa dan mengajak sang korban berbicara dalam bahasa Belanda. Tak lama kemudian muncullah dia orang yang mengaku sebagai aparat polisi dan menduga ada ‘transaksi narkoba’ dan ingin menggeledah korban.

Uang Raib
Mereka akan meminta Paspor, ID dan Dompet. Dan tanpa disadari mereka akan mengambil uang dari dompet korban dan mengembalikan dalam kondisi sudah berkurang banyak. Sang pelaku akan kabur dengan hasil jarahannya.

Mengapa Orang Asia ?
Mereka sengaja menyasar wisatawan Asia karena rumpun bangsa ini cukup patuh kepada otoritas, apalagi kepada aparat polisi. Haha dari mana ya kok kita bisa begitu?  Selain itu wisatawan Asia, selalu siap membuktikan dirinya adalah orang baik-baik. Mereka tidak mau ribet dan menuruti saja semua pengarahan “otiritas” setempat. Dan orang Asia juga dikenal membawa duit cash berjumlah besar di dompetnya. Lengkap sudah .. orang Asia menyandang status ‘sasaran empuk’ di mata para penipu.

Serbalanda pernah membaca kasus di Rotterdam, korbannya turis Singapura. Dia diajak bicara oleh dua pria, lalu tak lama kemudian muncul dua aparat gadungan yang menunjukkan ID (palsu.) Dua aparat ini mengatakan curiga wisatawan Asia itu sedang melakukan transaksi narkoba. Aparat gadungan itu kemudian meminta memeriksa barang dan minta paspor serta dompet. Pura-pura memeriksa paspor dan dompet dengan seksama. Tak lama kemudian, korban ditinggal dengan kejutan bahwa dompetnya sudah kosong.

Korban Indonesia
Beberapa tahun silam Eka Tanjung mendapat kabar dari seorang teman yang jalan sendiria ke Rotterdam dan mengalami hal serupa. Dia didekati dua aparat preman yang membawa ID polisi. Dan ingin melihat dompet dan paspor. Dasar kawan Indonesia ini adalah orang baik dan polos, dia turuti saja permintaan itu dan akhirnya dompetnya berkurang € 200,-. Dia cerita sudah dua pekan kejadian, karena “saya kesal tapi malu juga, kok bisa sampai ketipu.”

Polisi Belanda menanggapi kasus penipuan ini denga tegas mengatakan: 
“Kami tidak akan pernah minta dompet. Tidak pernah. Kalau ID ada dalam dompet, maka kami akan meminta sang pemilik mengambilnya sendiri dari dompet. Bukan kami. Kami tidak akan menyentuh dompet itu.”  Jadi bisa disimpulkan, kalau minta dompet berarti dia penipu!

Eropa Timur
Menurut kepolisian Belanda, pelakunya hampir selalu berasal dari Eropa Timur.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa mereka biasanya beroperasi di Belanda selama satu atau dua hari. Setelah itu pergi. Saya juga mendengar pengalaman yang sama dari rekan-rekan polisi di Belgia,” ungkap Pak Smit polisi Rotterdam yang sudah sering mendapat pengaduan tentang ‘polisi gadungan.’ Polisi tidak tinggal diam, mereka terus menguber pelaku yang mencemarkan nama institusi kepolisian.

Awal tahun 2015, Polisi berhasil meringkus sindikat ‘polisi gadungan’ dari Rumania yang merampok turis satu famili dari Thailand. Dua pelaku meminta ID, paspor dan tas pinggang sang korban. Dari tas mereka mengambil uang € 1500.

Menyadari uangnya diambil, sang korban berteriak-teriak minta tolong dalam bahasa Thais atau bahasa Jane Panggil Tarzan. Yang pasti suara minta tolong itu memekik telinga hingga terdengar beberapa pekerja bangunan yang berada dekat lokasi. Mereka mengejar dan meringkus sang pelaku dan menyerahkan kepada polisi.

Tidak Kapok
Beruntung kali ini bagi sang korban, karena uangnya kembali. Dan pelaku dikenai hukuman kurungan selama tiga bulan. Tapi kan tahu sendiri penjara di Belanda seperti hotel Melati ber-TV dan bersih. Kalau dasarnya memang penjahat, maka setelah keluar penjara dia akan mengulang perbuatannya dengan pengalaman dan lebih mahir lagi. Artinya jumlah kejahatan ini tidak akan berkurang.

Dari cerita tentang ‘aparat gadungan’ ini maka Eka Tanjung ingin menyampaikan beberapa saran atau tips kepada kawan yang bepergian liburan ke Eropa.

  • Jangan hiraukan orang asing yang mengajak Anda berbicara di tempat wisata.
  • Jangan tanggapi orang yang meminta-minta. Minta rokok atau korek api.
  • Jangan layani orang yang menjatuhkan benda dan menyebut itu punya Anda. Amankan barang Anda.
  • Jangan membeli barang murah di tempat yang mencurigakan.
  • Pisahkan uang yang anda di dompet yang berlainan.
  • Gunakan guide lokal yang berpengalaman.

Korban Belanda
Kejahatan dengan modus seperti ini terjadi di mana-mana dan korbannya bukan saja kalangan wisatawan. Para lansia Belanda yang tinggal sendiri sering pula jadi korban ‘aparat gadungan.’ Mereka datang menyamar sebagai aparat polisi atau dinas pemda, ingin mengontrol keamanan rumah penduduk dan melihat ke dalam dan menjarah barang-barang berharga.

Semoga masukan ini bermanfaat dan kawan bisa menikmati liburan di Belanda dan Eropa dengan nyaman, tanpa mengalami hal-hal yang tidak diinginkan. Eka Tanjung siap memberikan saran untuk penginapan maupun transportasi dan akomodasi yang baik dan aman.

eka_tanjung_2017_kontak

Awas, Kontrol Ketat di Bandara Belanda, Schiphol

Posted on Updated on

Bandara Schiphol
Bandara Schiphol

Bandara Schiphol di Amsterdam Belanda akan melancarkan aksi pemeriksaan ketat pada hari Senin 6 Juli 2015 ini. Sebaiknya waspada kalau kawan atau kenalan akan tiba di Schiphol, hari itu. Sebab semua orang dan bagasi akan diperiksa, tanpa kecuali.

Eka Tanjung membaca berita bahwa petugas keamanan Bandara Schiphol Amsterdam akan melancarkan pemeriksaan ketat kepada semua penumpang yang masuk pada hari Senin tanggal 6 Juli ini dari jam 7:00 sampai jam 11:00 pagi waktu Belanda.

Dari Indonesia
Pesawat yang akan mendarat pada jam itu salah satunya Garuda Indonesia GA88 yang diperkirakan akan tiba pukul 8:30. Selain itu banyak maskapai yang sering ditumpangi orang-orang Indonesia ke Belanda seperti Emirates (KLM) KL438 dari Abu Dhabi. Malaysia Airlines MH16 juga akan masuk Schiphol dari Kuala Lumpur pada sekitar jam 7:00. Pada intinya, Eka Tanjung tidak ingin menakuti bahwa semua penumpang dan bagasinya akan diperiksa.  Karena yakin orang-orang Indonesia patuh aturan kalau soal larangan obat bius. Orang kita tidak akan bahwa barang-barang itu masuk Belanda.

Rendang dan Ikan Asin
Hanya saja orang Indonesia membawa buah-buahan, bumbu-bumbuan, ikan asin, rendang atau makanan segar yang sebenarnya tidak ada larangan khusus untuk masuk Belanda. Hanya ketika musim penyakit Lembu atau Wabah Ayam, sempat muncul larangan membawa masakan daging dan ayam. Sejenis abon maupun usus ayam sempat dilarang masuk.

Soal larangan makanan untuk saat ini tidak berlaku. Untung saja lah.. hanya saja pemeriksaan semua penumpang dan bagasi ini akan memakan waktu. Sehingga penumpang akan lebih lama mengambil barangnya dan penjemput harus lebih sabar menanti kerabatnya muncul dari pintu bandara dan muncul di tempat penjemputan.

Alasan Demo
Pemeriksaan ketat ini sebenarnya perpangkal dari aksi para pekerja imigrasi yang menuntut perbaikan upah. Jadi aksi hari Senin itu sebenarnya ditujukan kepada Stef Blok, menteri Belanda urusan Penghunian dan Kepegawaian (PNS). Menteri yang membawahi pekerja Imigrasi ini dianggap tidak serius dalam menangani nasib pegawai.

Protes Buruh
Jadi ‘pemeriksaan ketat’ penumpang ini ditujukan sebagai ungkapan protes. Para penumpang akan mendengarkan ‘curhat’ dari para pegawai bandara yang memeriksa. Alasan sesungguhnya bukanlah karena ancaman keamanan tapi karena alasan curhat pegawai. Inilah cara pegawai Belanda melakukan aksinya.

Sebagai penumpang tentu saja kita merasa terhambat. Eka Tanjung menyarankan Anda bersabar saja, dan katakan bahwa Anda mendukung aksi itu. Semoga lawatan Anda ke Belanda lancar walaupun menjalani pemeriksaan lebih panjang dari biasanya. Hari-hari lainnya pemeriksaan akan lebih longgar dan bersifat acak saja.

Update

Tulisan ini di Facebook mendapat tanggapan yang marak. Banyak warga Indonesia yang mencemaskan keluarganya yang akan datang dari Indonesia akan mengalami kesulitan. Namun pada praktiknya, aksi periksa 100% di Schiphol ini terutama berdampak pada antrian panjang di pemeriksaan.

Seorang warga Indonesia di Forum Indonesian Living in Holland mengalami sendiri hari pemeriksaan ketat di Schiphol itu.
Schermafbeelding 2015-07-08 om 00.44.04

Bobby Hardjosantoso melanjutkan: 
Ternyata kamar periksa kopor yang biasa ditakuti oleh warga ILH smile-emoticon Kosong ga ada acara bongkar kopor.
Barang2ku cuma di xray lolos semua.
Lalu dalam perjalanan pulang aku pikir pikir aksi unjuk rasa pegawai douane ini bisa menangkap peyelundup ikan asin dan daging rendang? Saya rasa tidak ada yang tertangkap basah kali ini karena saking banyaknya orang yang nunggu jadi semua cuma di xray isinya biar cepat semuanya lalu disuruh cepat pergi.
Jadi kesimpulannya ini bukan aksi memperketat pemeriksaan, ini cuma sekedar memperlambat proses keluar. Terserah anda apakah douane ini berhak untuk dapat kenaikan gaji atau tidak?

Awas di Belanda Ada Polisi Gadungan !!

Posted on Updated on

472353_10150687272244456_341717331_o

Belanda salah satu tujuan liburan yang tergolong aman, dibanding Prancis, Itali atau Spanyol. Namun perlu waspada terhadap polisi gadungan dan peminta-minta.

Peringatan
Penulis yang sudah 30 tahun domisili di Belanda, kerap membaca dan mendengar kejadian di tempat-tempat wisata. Tulisan ini hanya sekedar peringantan saja, karena Kepolisian Belanda juga mengeluarkan warning soal aparat gadungan dari Eropa Timur. Alasan lain, karena penulis tidak ingin orang Indonesia menjadi korban penipuan ini.

Waspada
Ketika kawan berada di tempat-tempat wisata, sebaiknya waspada dengan barang-barang. Sekalipun sedang melihat view bagus dan ingin segera berselfie ria tanpa harus kehilangan moment. Jangan lengah perhatian pada tas dan barang kawan. Sebab orang yang berniat jahat, akan beraksi pada sasaran yang meleng.

Polisi Preman
Salah satu modus kejahatan di tempat-tempat wisata Belanda adalah jaringan kriminal ringan seperti pencopetan dan penipuan yang dilakukan antara 2 sampai 6 orang. Dua orang menyamar sebagai polisi berpakaian sipil, atau preman.

Mereka berbekal ID-card tiruan yang mirip punya Polisi. Para pelaku berasal dari Eropa Timur dan tidak berbahasa Belanda, penguasaan bahasa Inggrisnya pun terbata-bata. Hanya kalimat-kalimat standar saja. Mereka menyasar wisatawan Asia yang berjalan sendirian atau dalam kelompok kecil, seperti dari Thailand, Korea, China, Singapura atau Indonesia.

Eka Tanjung. Serbalanda. Pemandu Wisata Orang Indonesia di Belanda. Ingin Liburan Puas di Belanda dan Eropa. Mencari tour murah di Belanda. Angkutan umum hemat di Belanda. Penginapan Hemat dan Murah di Belanda. #supirsantun orang Indonesia di Amsterdam. Gaet Indonesia yang Asik. One Day Tour Amsterdam, Transit Tour di Amsterdam, Wisata Belanda. Taksi Bandara. Transit di Amsterdam.

Modus Operandi
Menurut pihak kepolisian Belanda, para pelaku beroperasi paling sering berempat. Mereka terlebih dulu mengamati bakal korbannya sejak mulai dari masuk tempat-tempat wisata kalau di Rotterdam sekitar Euromast, Markthal atau Spido.

Setelah calon korban di lokasi sepi, dua orang pelaku akan menghampiri mangsa. Sapaan ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa bakal mangsanya bukan lokal Belanda. Mereka menyapa dan mengajak sang korban berbicara dalam bahasa Belanda. Tak lama kemudian muncullah dia orang yang mengaku sebagai aparat polisi dan menduga ada ‘transaksi narkoba’ dan ingin menggeledah korban.

Uang Raib
Mereka akan meminta Paspor, ID dan Dompet. Dan tanpa disadari mereka akan mengambil uang dari dompet korban dan mengembalikan dalam kondisi sudah berkurang banyak. Sang pelaku akan kabur dengan hasil jarahannya.

Mengapa Orang Asia ?
Mereka sengaja menyasar wisatawan dari Asia karena rumpun bangsa ini cukup patuh kepada otoritas, apalagi kepada aparat polisi. Haha dari mana ya kok kita bisa begitu?  Selain itu wisatawan Asia, selalu siap untuk membuktikan dirinya adalah orang baik-baik, maka menuruti semua pengarahan dari otiritas di tempat asing. Dan orang Asia juga dikenal senang membawa duit banyak di dompetnya. Lengkap sudah .. orang Asia menyandang status ‘sasaran empuk’ di mata para penipu.

Sabtu silam kejadian di Rotterdam dan korbannya turis dari Singapura. Dia diajak bicara oleh dua pria, lalu muncul dua aparat gadungan yang menunjukkan ID (palsu) dan mengatakan mencurigai deal narkoba. Meminta untuk menggeledah barang dan minta paspor dan dompet. Tak lama kemudian, korban ditinggal dengan kejutan bahwa dompetnya sudah kosong.

Beberapa tahun silam Eka Tanjung mendapat kabar dari seorang teman yang jalan sendirian ke Rotterdam dan mengalami hal serupa. Dia didekati dua aparat preman yang membawa ID polisi. Dan ingin melihat dompet dan paspor. Dasar kawan Indonesia ini adalah orang baik dan polos, dia turuti saja permintaan itu dan akhirnya dompetnya berkurang € 200,-. Dia cerita sudah dua pekan kejadian, karena “saya kesal tapi malu juga, kok bisa sampai ketipu.”

Polisi Belanda menanggapi kasus penipuan ini dengan tegas mengatakan: 
“Kami tidak akan pernah meminta warga untuk menyerahkan dompet. Tidak pernah. Kalau ID ada di dompet, maka kami akan meminta sang pemilik mengambilnya sendiri dari dompet. Bukan kami. Kami tidak akan menyentuh dompet itu.”  Jadi bisa disimpulkan, kalau minta dompet berarti dia penipu!

Eropa Timur
Menurut kepolisian Belanda yang diwawancara AD.nl mengatakan bahwa pelakunya hampir selalu berasal dari Eropa Timur. “Penelitian kami menunjukkan bahwa mereka biasanya beroperasi di Belanda selama satu atau dua hari. Setelah itu pergi. Saya juga mendengar pengalaman yang sama dari rekan-rekan polisi di Belgia,” ungkap Pak Smit polisi Rotterdam yang sudah sering mendapat pengaduan tentang ‘polisi gadungan.’ Polisi tidak tinggal diam, mereka terus menguber pelaku yang mencemarkan nama institusi kepolisian.

Bulan lalu Polisi berhasil meringkus sindikat ‘polisi gadungan’ dari Rumania yang merampok turis satu famili dari Thailand. Dua pelaku meminta ID, paspor dan tas pinggang sang korban. Dari tas mereka mengambil uang € 1500.

Menyadari uangnya diambil, sang korban berteriak-teriak minta tolong dalam bahasa Thais mungkin atau bahasa Jane memanggil Tarzan. Yang pasti suara minta tolong itu terdengar oleh beberapa pekerja bangunan yang berada dekat lokasi. Mereka akhirnya membantu menangkap sang pelaku dan menyerahkan kepada polisi.

Tidak Kapok
Beruntung kali ini bagi sang korban, karena uangnya akhirnya kembali. Dan pelaku dikenai hukuman kurungan selama tiga bulan. Tapi kan tahu sendiri penjara di Belanda seperti hotel Melati ber-TV dan bersih. Kalau dasarnya memang penjahat, maka setelah keluar penjara dia akan mengulang perbuatannya dengan pengalaman dan lebih mahir lagi. Artinya jumlah kejahatan ini tidak akan berkurang.

Saran dan Masukan
Dari cerita tentang ‘aparat gadungan’ ini maka Eka Tanjung ingin menyampaikan beberapa saran atau tips kepada kawan yang bepergian liburan ke Eropa.

  • Jangan hiraukan orang asing yang mengajak Anda berbicara di tempat wisata.
  • Jangan tanggapi orang yang meminta-minta. Minta rokok atau korek api.
  • Jangan layani orang yang menjatuhkan benda dan menyebut itu punya Anda. Amankan barang Anda.
  • Jangan membeli barang murah di tempat yang mencurigakan.
  • Pisahkan uang yang anda di dompet yang berlainan.
  • Jangan langsung percaya jika ada yang mengaku sebagai polisi.

Korban Belanda
Kejahatan dengan modus seperti ini terjadi di mana-mana dan korbannya bukan saja kalangan wisatawan. Para lansia Belanda yang tinggal sendiri sering pula jadi korban ‘aparat gadungan.’ Mereka datang menyamar sebagai aparat polisi atau dinas pemda, ingin mengontrol keamanan rumah penduduk dan melihat ke dalam dan menjarah barang-barang berharga.

Semoga masukan ini bermanfaat dan kawan bisa menikmati liburan di Belanda dan Eropa dengan nyaman, tanpa mengalami hal-hal yang tidak diinginkan. Eka Tanjung siap memberikan saran untuk penginapan maupun transportasi dan akomodasi yang baik dan aman.

Kirim pesan Whatsapp. Eka Tanjung. Serbalanda. Pemandu Wisata Orang Indonesia di Belanda. Ingin Liburan Puas di Belanda dan Eropa. Mencari tour murah di Belanda. Angkutan umum hemat di Belanda. Penginapan Hemat dan Murah di Belanda. #supirsantun orang Indonesia di Amsterdam. Gaet Indonesia yang Asik. One Day Tour Amsterdam, Transit Tour di Amsterdam, Wisata Belanda. Taksi Bandara. Transit di Amsterdam.
Klik Gambar di atas untuk berpesan Whatsapp

Anak di Belanda, Dimanja Buku

Posted on Updated on

Belanda sangat mengutamakan budaya membaca. Perpustakaan menstimulir anak-anak kecil rajin ke perpustakaan. Interior perpustakaan Belanda dirancang agar anak-anak suka dan betah.

Memilih Buku di Perpustakaan
Memilih Buku di Perpustakaan

Sabtu kemarin, seperti sudah menjadi ritual kami, dua minggu sekali mengantar anak-anak ke perpustakaan, dalam bahasa Belanda disebut Bibliotheek. Hari itu saatnya si bungsu memilih sendiri 10 buku kesukaan yang akan dia pinjam dan baca nanti di rumah jelang tidur. Hari itu cukup istimewa karena cuaca bulan Ramadan di penghujung Juni ini cerah, kuat alasan bagi kami naik sepeda ke tempat yang hanya berjarak sekitar 3 km.

Kali ini kami naik sepeda sendiri. Alifa Mansini naik sepedanya sendiri yang berukuran roda 20 inch. Sudah sejak dua tahun ini Alifa naik sepeda roda dua. Jadi kami bisa bebas dengan sepeda masing-masing di bawah mentari yang cerah. Di perpustakaan kami mengembalikan 12 buku yang sudah habis dilalapnya dua pekan belakangan.

Hari ini kami mencari buku dari tingkatan yang lebih tinggi. Juffrouw Edith, wali kelasnya di kelas 1 SD Dalton Bommelstein kota Almere itu pada kesempatan evaluasi tahunan berpesan bahwa Alifa sudah bisa naik ke buku-buku bacaan tingkat 4E. Pengelompokan itu berdasarkan usia dan kemampuan baca. Alifa yang memang senang baca, mungkin lebih cocok: menjadi senang baca, mulai hari itu boleh memilih buku-buku yang lebih mengandung lebih banyak teks daripada gambar.

Lokasi koleksi bukunya bukan lagi di bagian balita, namun berpindah ke tempat anak-anak 6 tahun ke atas. Karena masih belum mengerti letaknya, penulis dibimbing dengan ramah oleh ibu pegawai Perpustakaan itu. Dia menunjukkan kelompok buku A. Di mana di dalamnya juga ada buku-buku 4E.

Cuaca Cerah
Cuaca Cerah

Sebagai orang tua, Eka Tanjung hanya bisa berdecak kagum mengamati tawaran buku-buku yang ditata dengan rapi di lokasi yang nyaman. Walaupun sudah puluhan tahun di Belanda, tetap saja setiap kali terkagum-kagum dengan cara kerja orang Belanda ini. Mereka itu serius, apapun diseriusi. Sisi positifnya, produk buatan Belanda lebih kualitas dibanding dengan Indonesia. Tapi di sisi lain Belanda akan stress kalau menghadapi situasi yang genting di luar kendalinya. Sementara kita, orang Indonesia, selalu bisa mencari justifikasi “Untung masih.. anu.”

Alifa yang sekarang berusia 7 tahun, sedang masanya ingin melakukan semua pekerjaannya sendiri. Sikat gigi sendiri, men-scan buku sendiri dan memilih buku kesukaanya juga sendiri. Bahkan dia membacanya buku-buku 4E ini sebelum memasukkan ke keranjang. Perhatiannya terpusat pada buku Pim & Pom, cerita anak-anak yang juga sudah difilmkan.

Perpustakaan Belanda disubsidi untuk membangkitkan semangat baca pada anak-anak dari sejak dini. Gratis, tidak dipungut beaya, anak-anak boleh pinjam 10 buku, asal buku dikembalikan lagi setelah empat pekan. Anak-anak Indonesia semustinya juga berhak mendapat kesempatan membaca. Agar mereka memperoleh peluang yg sama dengan anak-2 di negara yg lebih maju. Masa depan bangsa, ditentukan oleh minat belajar dan membaca pada generasi remaja.

2015-06-28 21.04.03

Tampaknya dia melihat dunia yang baru, buku-buku yang menyenangkan. Lebih banyak cerita daripada gambarnya. Jadi ia meminta izin untuk membawa pulang 20 buku, bukan 10 seperti jatahnya. Terpaksa penulis mengorbankan kartu member milik kakaknya.

Semoga dari buku-buku yang dibacanya membawa guna dan manfaat bagi pertumbuhannya menjadi manusia yang mandiri dalam tindak dan keputusannya.

Melihat luapan informasi berupa buku dan arsip, maka rasanya mustahil jika ada anak sekolah di Belanda yang tidak bisa menyelesaikan papernya dengan alasan kurang bahan. Sebab perpustakaan memberikan semua sarana dan prasarana baca.

Eka Tanjung, sebagai orang tua hanya bisa mengantarkan saja ke perpustakaan dan menyemangatinya bahwa buku-buku itu sangat berguna.

Petugas KBRI Datang dan Pergi, Aku Tetap di Sini

Posted on

2015-03-27 21.59.55Sebagai journalist indonesia yang sudah dua puluhan tahun aktif di Belanda, Eka Tanjung sudah pasti punya hubungan dengan para pekerja, pejabat dan duta di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag Belanda. Mereka datang dan pergi, sementara aku masih saja tetap di sini..

Para home staf yang dikirim dari Indonesia, datang dan pergi untuk masa penugasan dua sampai empat tahun. Walaupun jumlahnya hanya belasan, tetapi Eka Tanjung tidak mengenal semuanya. Selain karena tidak mudah mengingat nama orang (aduuh buka rahasia nih red.) juga karena tidak ada kebersentuhan.

Biasanya Eka Tanjung dan rekan lain wartawan seperti Bari Muchtar, banyak berurusan dengan bagian humas. Sampai beberapa bulan lalu kami banyak berhubungan dengan Pak Boni yang bernama lengkap. Bonifatius Herindra, dari bagian Pensosbud KBRI Den Haag.

Kami banyak berhubungan dan bertemu ketika Pak Boni melakukan tugasnya bersosialisasi dengan masyarakat Indonesia, Indo dan Belanda yang berurusan dengan budaya Indonesia.

Sedangkan kami journalist main-main aja mengunjungi kegiatan masyarakat sambil mencari sisi uniknya dan nyelenehnya. Kadan ketika temuan dituangkan dalam bentuk tulisan atau cerita bisa membuat pak Boni mengerenyitkan kepala dan menghubungi Eka Tanjung.

Jujur saja saya senang kalau sampai ada telepon dari Pak Boni. Berarti mereka membaca tulisan saya. Dan setahu saya Ibu Dubes Retno Marsudi juga termasuk rajin baca tulisan orang Indonesia tentang KBRI. Dan Eka Tanjung siap mempertanggungjawabkan tulisan karena selalu mencoba bersandar pada fakta. Fakta dan fakta. Kalau opini ya harus dicantumkan sebagai opini. Tidak boleh dicampuraduk.

Tidak Kenal
Beberapa bulan lalu Bari Muchtar dan saya menghadiri acara perpisahan Pak Boni dan beberapa pejabat KBRI lain yang ternyata sudah tahunan tugas di Belanda. “kok aku tidak kenal mereka ya? Kok hanya pak Boni yang aku tahu. Ini karena orang-orang itu yang kurang gaul atau karena aku yang kurang PDKT?”

Bimbingan
Pada acara itu juga ada beberapa pejabat baru yang memulai tugas di perwakilan diplomatik di Belanda. satu nama yang aku ingat adalah Pak Deden, di bagian politik kalau tidak salah. Pak Deden ini seperti namanya adalah orang Sunda. Dan dari logatnya sudah terdengar. “Mohon bimbingan saya dan keluarga yang masih baru di sini’, sapanya kepada semua orang yang menyalaminya dengan ucapan selamat datang.

Enak Didengar
Orang-orang KBRI zaman sekarang ini ramah-ramah dan pandai bergaul. Tutur kata mereka enak didengar. Sekarang saya banyak berurusan dengan Mas Danang Waksito. Beliau dari bagian Pensosbud yang baru KBRI. Dan juga kita sama-sama menyukai sepakbola. Dan anak-anak kami tidak ada yang bisa main bola. “Berapa lama lagi di Belanda?” itu sapaan yang lumrah sebagai pembukaan kepada diplomat di tempat penugasannya.

“Saya dua tahun lagi mas,” jawab Mas Danang sambil membenarkan kacamatanya yang mulai melorot lagi. Artinya dia akan pergi juga, dan saya akan hadir juga di acara perpisahannya. Sementara ketika ditanya balik oleh mas Danang. “Lha sampeyan berapa lama lagi?” saya terdiam dan menunduk .. heheh Mak Jleb..sejenak terdiam. “Ayo monggo minum kopi dulu” ajaknya memecahkan keheningan.

Mungkin Ini Facebooker Tertua Indonesia

Posted on Updated on

Lansia ini mungkin berhak masuk daftar MURI (Museum Rekor-Dunia Indonesia), sebagai orang Indonesia tertua yang rutin aktif di Facebook. Bi Etty yang tahun ini berusia 88 tahun masih aktif minimal dua jam sehari. Usianya lebih tua dari Persib Bandung.

Namanya Gartila Toeriresmi, berasal dari Jawa Barat kelahiran 1 November 1927. Dia pindah ke Rotterdam Belanda ikut suami di tahun 1950an. Almarhum suaminya, pria keturunan Suriname bernama Henk Tjen A Kwoei yang berprofesi sebagai guru.

Dia mulai punya akun Facebook sejak dikunjungi seorang keponakan dari Indonesia, empat tahun lalu. Keponakan inilah yang membuatkan akun Bi Etty di Facebook. Sejak itu pensiunan staf perpustakaan ini menghabiskan minimal dua jam sehari hanya untuk Facebook saja.  “Selain Facebookan, saya juga masih tulis email dan mengisi administrasi,” kata wanita beranak tiga itu.

Ganti Telepon
Bi Etty saat berita ini diturunkan April 2015, sudah punya kontak 450an orang, kebanyakan keluarganya di Indonesia. “Saya jadi bisa berhubungan dengan keponakan, cucu-cucu dan juga buyut.”  Etty merasa Facebook bisa menggantikan peran telefon dan mendekatkan keluarga besar yang terpisah antar benua. “Bagi saya Facebook ini seperti telepon dan email, malahan lebih bagus karena kita bisa membaca kembali bersama-sama, melihat foto dan pesannya tidak terbuang.”

Bi Etty Facebook
Bi Etty Facebook


Guru Sejarah

Selain kontak dengan keluarga keluarga, lansia kelahiran 1 November 1927 itu juga punya friends dari kalangan guru sejarah di Indonesia. Dengan usianya yang sudah lanjut, ia bisa menjadi sumber informasi tentang Bandung masa silam dan juga hubungan Belanda-Indonesia. Cocok sekali karena wanita yang masih tajam ingatan ini, adalah mantan dokumentalis di Perpustakaan Belanda.

Kesehariannya wanita yang masih senang berbahasa Sunda itu, aktif juga di lingkungannya di kota Rotterdam. Ia kerap kali diundang oleh kota praja Rottedam, dalam kegiatan masyarakat sebagai inspirator bagi anak-anak muda. Wanita yang sudah beruban rata itu, berslogan tidak ada kata “terlalu” tua untuk belajar. Aktisnya di Facebook merupakan bukti dari keuletannya mengenal teknologi baru dan Media Social.

Persib Kalah
Bi Etty menyadari bahwa ia merupakan kelompok langka untuk orang Indonesia yang aktif di Facebook. Tidak heran ketika salah seorang kontaknya terkejut melihat usianya, dan membandingkan dengan klub sepakbola ternama Bandung, Persib yang berdiri tahun 1933. “Aduh ibu, ternyata lebih tua dari Persib,” katanya menirukan tulisan di dindingnya.
Eka Tanjung dari Serbalanda  belum pernah mendengar ada sosok Indonesia di atas 88 tahun yang masih aktif lebih dari dua jam di Facebook. Jika ini demikian maka sudah selayaknya Gartila Toeriresmi masul catatat MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai orang tertua asal Indonesia yang aktif di Facebook. Semoga Bi Etty bisa terus dan lama menikmati media social dan berbagi pengalaman lewat Facebook.

Jalan Munir di Kawasan Tenang dan Sejuk Belanda

Posted on

Munirpad_01Hari ini 14 April 2015, kota Den Haag Belanda meresmikan jalan Munir. “Munirpad” sebagai pengabadian pejuang HAM Indonesia yang meninggal 11 tahun silam.

Ayo sempatkan merenung, jika ada waktu. Mari jadikan kawasan hijau “‘t Kleine Hout” sebagai tempat kumpul dan merenungi perjuangan Hak-hak Asasi Manusia! Kalau kawan berkesempatan, sebaiknya menghadiri acara ini. Sebagai warga Indonesia di Belanda, kehadiran sore ini merupakan bentuk kontribusi setetes air kesejukan bagi bara api pelanggaran HAM.

Schermafbeelding 2015-04-14 om 09.21.44

Indonesienu.nl
Beberapa hari ini puluhan media memberitakan rencana acara peresmian Jalan Munir ini. Baik yang berbahasa Indonesia maupun bahasa Belanda. Namun Eka Tanjung dari Serbalanda sudah sejak November tahun lalu membaca rencana peresmian Munirpad itu di Indonesienu.nl media online berbahasa Belanda yang dikelola oleh dua wartawan ulung Junito Drias dan Yunita Rismalawaty.

Schermafbeelding 2015-04-14 om 09.53.44

Media online yang menyoroti perkembangan hubungan Indonesia dengan Belanda ini merupan sumber acuan yang bisa dipercaya. Beritanya aktual dan ulasannya mengena. Serbalanda dengan senang hati membaca berita-berita dari Indonesienu.nl. Seperti halnya Serbalanda juga menjadikan BeritaBelanda.com sebagai sumber acuan berita-berita dari Belanda.

Almere Punya Makam Abadi khusus Muslim

Posted on Updated on

Makam Muslim di Almere
Makam Muslim di Almere

Kota Almere , memiliki keunikan. Di propinsi Flevoland Belanda ini ada makam ‘abadi’ khusus untuk umat Islam yang tidak akan pernah ditumpuk dan digusur. “Sekali bayar, selamanya kau akan bersemayam di sana.”

Sebagai seorang muslim di Belanda, penulis menyadari perlunya memilkirkan sejak dini pemakaman.

  1. Dimana saya ingin dikuburkan kalau meninggal di Belanda?
  2. Siapa yang akan membantu mengurusi tubuh saya yang sudah terbujur kaku?
  3. Dan tidak kalah penting, bagaimana pendanaan atau pembayarannya?

Sejak beberapa tahun ini Eka Tanjung dan istri sudah sepakat untuk dimakamkan di Belanda saja jika meninggal. Hal itu didasari pemikiran bahwa dimanapun adalah Bumi Allah. Jadi kalau meninggal di Belanda ya dimakamkan di Belanda dan kalau meninggal di Indonesia ya dimakamkan di sana saja.

Cepat Dikebumikan
Dan sebisanya dikebumikan dalam 24 jam, jadi tidak perlu nunggu anggota keluarga yang “masih akan” datang untuk perpisahan. Biarlah kenangan indah kita bangun dan dipupuk dari sejak sekarang selama masih bisa. Hidup terlalu pendek untuk dipakai cakar-cakaran atau berpolemik soal politik. Istana Memori akan terukir di hati kami dan anak-anak. Cinta tidak perlu harus bersatu, ceileeee…

Penulis ingin menyampaikan bahwa Undang-undang Belanda sejatinya menetapkan bahwa pemakaman di Belanda baru bisa dilakukan paling cepat 36 jam setelah kematian. (lihat lampiran di bawah ini.)

Terjemahan:
“Jeda waktu antara kematian dan pemakaman atau kremasi diatur dalam artikel 16 Undang-Undang Pengurusan Jenazah (Belanda red.) Pemakaman atau kremasi tidak boleh dilakukan lebih cepat dari 36 jam…”

Tapi Eka Tanjung melihat ada pengecualian untuk pemakaman yang beralasan religi atau agama. “Pengecualian tertera pada artikel 17 UU Pengurusan Jenazah. Berdasarkan saran dari dokter (yang menetapkan kematian red.) maka Walikota tempat terjadi kematian bisa menentukan jeda waktu yang berbeda. Pejabat pemda atas nama walikota bisa menentukan jeda lain (dari 36 jam red.) jika ada alasan agama …”

Alasan Agama
Penulis melihat, bahwa undang-undang Belanda menetapkan setelah 36 jam baru boleh dimakamkan. Namun ada celah pengecualian untuk alasan agama. Jadi dengan kata lain, pemakaman dalam 24 jam bisa dilakukan untuk umat Islam di Belanda.

Untuk persoalan permohonan izin ini diperlukan organisasi yang bisa menjalankan birokrasi dengan baik. Di Belanda sudah cukup banyak organisasi kepengurusan jenazah, namanya uitvaartonderneming. Mereka menetapkan harga yang berbeda-beda, tergantung layanan dan service yang diberikan. Biasanya pilihan kemewahan mobil, snack dan jumlah undangan yang datang menentukan besarkecilnya tarip.

Kalangan Mesjid
Setelah melakukan berbagai pertimbangan, maka Eka Tanjung menyimpulkan untuk menggunakan jasa pengurusan jenazah dari kalangan teman-teman dekat dan mesjid saja.

Dari pengalaman selama puluhan tahun domisili di Belanda, kami bisa menyaksikan dari dekat orang muslim yang meninggal di Belanda. Penulis bahkan mendapat pengalaman berharga ketika berkesempatan mengurusi jenazah muslim Belanda yang meninggal di kota Utrecht.

Tempat Pengurusan Jenazah
Mengambil jenazah dari lemari pendingin, memandikan, mendoakan, mengkafani, menyolatkan merupakan pengalaman yang sangat berguna. Penulis melakukan itu bersama empat kawan lainnya. Kami mencatat bahwa di Belanda sudah cukup banyak rumah duka yang disesuaikan dengan kebutuhan kepengurusan jenazah muslim. Mereka memperhitungkan arah kiblat dan proses sholat jenazah. Di kota Almere, Utrecht, Den Haag, Amsterdam, Rotterdam bahkan di kota-kota menengah pun sudah ada uitvaartcentrum atau tempat pengurusan jenazah.

Kami akhirnya memilih untuk bergabung dengan komunitas mesjid Ar Raza di Almere. Mereka memiliki makam khusus untuk umat islam yang semuanya menghadap ke kiblat, dan terpisah dengan makam penganut keyakinan atau religi lain. Selain itu makam di Kruidenweg 3 Almere itu adalah milik organisasi muslim yang berbasis etnik Pakistani. Komunitas ini sejak tahun 2013 membeli lahan yang luas, cukup untuk memakamkan seribuan jenazah umat muslim. Pemilik dan pengelola makam  ini adalah Mesjid Ar Raza yang berdiri megah di Tussen de Vaarten Almere. Jadi mereka memiliki makam abadi, yang tidak akan diruimen atau digusur setelah 10, 20 atau 30 tahun.

Dahulu Abadi
Sejatinya, makam abadi bukan hal baru di Belanda ini. Sejak dahulu kala umat Kristen dan Yahudi, memiliki dan mengelola sendiri makam yang tidak akan diganggugugat. Umat Yahudi bahkan punya 249 makam abadi di Belanda. Untuk umat Islam, sejauh ini ada sekitar 60an makam yang menjadi bagian dari pemakaman umum.

Aturan Baru
Namun karena keterbatasan lahan pemakanan milik pemda, maka sejak beberapa tahun pemda membuat aturan baru. Kuburan mulai tahun tertentu harus digusur setelah 10, 20 atau 30 tahun. Untuk membuka tempat baru bagi jenazah baru.

Puluhan makam muslim di berbagai kota yang bercampur dengan pemakaman umum menuhi persyaratan jenazah menghadap ke Kiblat dan keharusan lainnya. Walau demikian setiap pemda punya aturan masing-masing. Untuk kejelasannya bisa dibaca di website setiap pemda atau dalam istilah Belanda, gemeente.

Makam Muslim
Pemakaman muslim di Almere Belanda.

Hanya Satu
Dari sekian banyak makam umat islam di Belanda, hanya satu Ar Raza di Almere yang berkarakter abadi. Jadi selamanya tidak akan digusur, ditumpuk atau dipindahkan. Sedangkan puluhan makam muslim lainnya di Belanda, akan diruimen atau digusur setelah 10 tahun. Menjelang akhir masa 10 tahun, sanak keluarga yang harus mengurusi pemindahaan tulang sisa kerabatnya.

Eka Tanjung mendengar kisah anak-anak yang harus mengurusi kepindahan ibunya ke tempat lain. Biasanya pemindahan itu membutuhkan beaya tambahan lagi, untuk 10 tahun ke depan.

10 Tahun Dibakar
Kalau sanak saudara tidak mengklaim setelah 10 tahun, penulis memahami bahwa pengurus pemakanam umum Belanda akhirnya akan membakar sisa tulang. Nah untuk mencegah persoalan pembakaran sisa tulang itu, maka Ar Raza juga menawarkan menampung sisa penguburan itu ke dalam sebuah lubang umum yang bersifat abadi.

Hadji Kazim
Hadji Kazim, pengurus makam Ar Raza

Lubang Bersama
Eka Tanjung mendengar langsung penuturan Hadji Kazim (baca: Haji Kazem) pengurus pemakaman di Ar Raza. “Kalau ada teman-teman kamu yang makam ortunya digusur karena sudah 10 tahun, maka bisa dikubur di sini untuk selamanya. Di kami harganya tidak mahal karena masuk lubang bersama.”

Beaya
Hal penting yang perlu juga diperhatikan adalah harga. Soal tarif bisa disimak di situs Ar Raza. Untuk pertanyaan maupun informasi menyangkut pemakaman di Ar Raza bisa langsung menghubungi mereka.

Beaya pemakaman ‘abadi’ di Belanda untuk saat ini € 8500 all-in. Harga ini akan berubah setiap tahun menurut nilai inflasi. Kemungkinan akan menjadi lebih mahal di tahun-tahun kedepan. € 8500 adalah angka yang sangat besar. Apalagi kalau harus dibayar sekaligus.

Untuk itu penulis memanfaatkan tawaran asuransi kematian yang banyak disodorkan berbagai perusahaan asuransi: Centraal Beheer, Achmea, REAAL, Allianz, Interpolis dan lain sebagainya.

Penulis ingin mengimbau jika berminat paket semodel di Ar Raza Almere ini, maka sebaiknya asuransi yang membayarkan uang tunai. Jangan mengambil asuransi yang membayarkan natura “Jasa pemakaman.” Mereka akan mengurusi semua kebutuhan pemandian sampai pemakaman, yang sebenarnya belum tentu diperlukan. Seperti memasukkan kue-kue Roomboter Cake di uitvaartcentrum dengan spec harga yang tidak murah.

Schermafbeelding 2015-03-05 om 14.00.44

Kalau melihat € 8500 memang harga yang besar, tapi kalau memahami 10 atau 20 tahun lagi tidak ada beaya tambahan atau penggusuran kuburan, maka € 8500 adalah harga yang bersahabat. Kami tidak ingin membebani anak-anak untuk memelihara dan mengurusi orang tua yang sudah ‘ Insya Allah’ menemukan ketenangan.

Daftar Harga Pemakaman di Ar Raza
Daftar Harga Pemakaman di Ar Raza

Links:
Duka Insan Pengembara di Belanda
Ku Gali Liang Kuburku Sendiri

Menghadapi Banjir, Anak Harus Bisa Renang

Posted on Updated on

Alifa Mansini
Alifa Mansini

Melihat kondisi banjir yang sudah mulai sering melanda Tanah Air, kami makin semangat mengirimkan si bungsu untuk belajar renang. Fungsinya jadi ganda, untuk di Belanda dan Indonesia. Sebab salah satu olah raga yang pertama-tama diperkenalkan kepada anak-anak di Belanda adalah berenang. Ketika anak berusia lima tahun, sudah mulai les renang. Negeri yang terletak bawah permukaan air laut ini mengenal tahapan Diploma A, B dan C.

Sabtu 7 Februari 2015 lalu penulis mengantar Alifa Mansini, si bungsu menempuh ujian berenang. Undangan kami terima pekan lalu sebelumnya dari gurunya. Setelah Alifa mengikuti ujian percobaan atau di Belanda disebutnya “proef examen,” maka Sabtu berikutnya kami sekeluarga diperbolehkan untuk menyaksikan ujian “afzwemmen,” atau merampungkan renang.

Pekan lalu itu, ketika dikatakan ujian percobaan, sebenarnya Alifa sedang menjalani ujian yang sesungguhnya. Sekolah berenang di seluruh Belanda sengaja tidak menyebutkan haru ujian sebagai hari yang sangat menegangkan. Dikatakan kepada anak-anak bahwa pekan depan dia bisa mengikuti proef examen “ujian percobaan.” Padahal tanpa disadari, mereka sudah menjalankan ujian renang Diploma C.

Kalau dia dinyatakan lulus ujian itu maka anak mendapat lembaran khusus berisikan undang untuk afzwemmen. Pekan berikutnya dia bisa datang “ujian” dengan mengundang para sanak saudara untuk menyaksikan di sepanjang kolam renang. Anak-anak dengan bahagianya melakukan semua arahan gurunya. Mempertontonkan kemahirannya kepada kakak, kakek, nenek dan orang tua.

Diploma C
Jika anak mengantongi ijazah renang C maka dia sudah dikatakan renang tahap lanjut, dengan menguasai berbagai aspek.

Berpakaian Lengkap

  • Loncat ke air dengan cara koprol, disusul dengan watertrappen 15 detik, kemudian 30 detik mengapung dalam posisi badan tegap dengan memegang alat bantu. (lihat video 1)
  • Loncat ke air dengan cara meloncat, dilanjutkan dengan renang gaya Dada sepanjang 50 meter. 1 kali menyelam di bawah papan dan  1 kali memanjat dan melewati papan.
  • Berenang 50 meter gaya Punggung. Ujian berpakaian diakhiri dengan keluar secara mandiri dari air ke darat.

Video 1.
Berpakaian Renang

  • Loncat ke air dengan menyelam sepanjang 9 meter dan bertahan di bawah.
  • Berenang gaya Dada 100 meter, diselingi dengan 1 kali koprol ke depan dan 1 kali kaki vertikal ke udara, kepala ke dasar. Ditutup dengan gaya Punggung 100 meter.
  • Loncat ke air dengan menukik, langsung disusul dengan mengambang 5 detik, gaya dada beberapa meter kemudian 10 detik mengambang dengan dada.
  • Loncat ke air dari dinding kolam, disusul 5 detik mengambang di punggung, dilanjutkan dengan renang gaya punggung dan 20 detik mengambang di atas punggung. Diakhiri dengan renang gaya punggung hanya menggunakan tangan.
  • Meluncur dari dinding kolam, disusul Gaya Bebas 15 meter.
  • Meluncur dari dinding kolam, disusul Gaya Punggung 15 meter.
  • Loncat ke air dengan squat jump, disusul 30 detik water treading atau berjalan di air, dibantu lengan dan kaki menuju ke berbagai arah. Bertahan mengambang 30 detik vertikal dengan bantuan gerakan tangan.
    Video lengkap tentang persyaratan ujian renang bisa disaksikan:  Video Renang Diploma C

Takut Air
Untuk umurnya yang belum genap 7 tahun, Alifa Mansini sejatinya termasuk cepat dalam meraih diploma C. Sebab Sarah kawan sekelasnya yang sudah setahun lebih tua, masih menempuh Diploma A. Menurut ibunya, Sarah memiliki trauma terhadap air. Aspek takut air itu yang akan diperhatikan dan diperbaiki oleh sekolah renangnya. Guru-gurunya sudah terdidik untuk memberikan pelatihan berdasarkan standarisasi nasional, di bawah pengawasan dari Asosiasi Renang Nasional Belanda, KNZB.

Sistem pengelompokan Diploma A-B-C itu diterapkan sejak tahun 1998 lalu, dengan tujuan mendidik anak mampu menyelamatkan diri ketika jatuh di parit, sungai atau laut. Maklum Belanda dikelilingi air. Dimanapun kita berada di Belanda ini selalu saja ada air atau kali.

Ranomi Kromowidjojo
Bagi kami Alifa tidak perlu menjadi perenang dunia atau nasional seperti Ranomi Kromowidjojo. Dia cukup menjadi perenang yang bisa menyelamatkan diri ketika ada bahaya air. Apalagi menyadari Belanda berada di bawah permukaan air laut dan sungai, yang secara logika bisa setiap saat terrendam air. Selain karena alasan keamanan, diploma renang bisa memberi jaminan anak semakin menyukai cabang renang. Olah raga yang sangat baik untuk pertumbuhan. Kalau sudah memiliki diploma renang, maka anak bisa leluasa bermain di kolam renang Aqua Mundo di Centre Parcs yang tersebar di seluruh Belanda. Sebab kalau membawa anak ke kolam renang atau ke Aqua Mundo biasanya pengawas akan menanyakan apakah si anak sudah punya diploma.


Tanpa Pelampung
Kalau sudah punya diploma A-B-C maka dia bisa leluasa bermain tanpa dibalut oleh pelambung yang biasanya mengganggu kebebasan anak. Belum lagi kita sebagai orang tua harus terus menjaga anak jangan sampai tenggelam. Alasan lain memiliki ijazah renang di Belanda juga untuk memberikan kesempatan kalau-kalau anak nanti ingin ikut olah raha selancar air atau mendayung, maka dia tidak perlu harus kursus dulu.

Satu lagi manfaat si bungsu sekarang sudah punya ijazah renang C, kami tidak perlu kawatir kalau nanti liburan ke Indonesia di musim hujan. Kalau tiba-tiba kami dikepung banjir, minimal dia bisa menyelamatkan diri.  Informasi berenang bisa dibaca: PortalRenang

Makanan Kampung Laris di Belanda

Posted on Updated on

2015-02-07 11.04.17Perempuan Indonesia di Belanda sering kumpul untuk mengobati rasa rindu. Beruntung mereka tinggal di negeri yang banyak rekan sesama dari Indonesia. Salah satu acara yang paling seru adalah arisan dan praktek bikin makanan kampung. Sore ini Eka Tanjung disuguhi Kueku, asli kampung.

Rasanya enak sekali, mengingatkan saat-saat di kampung dulu.Kenyal-kenyal dan dalamnya isi kacang ijo bubuk dicampur gula dan sedikit garam, sehingga rasanya manis legit. Makanan yang sebenarnya secara gizi atau vitamin tidak istimewa, tapi secara memori bathin memberi siraman kebahagiaan. Saat mulut mengunyah makanan lembut itu, lidah bergoyang seperti tidak mau berhenti. Penulis menambah waktu kunyah 20 kali lebih banyak daripada makan kentang atau makanan lain.

2015-02-07 13.18.34Sementara lidah termanjakan, pikiran sesaat berkelana ke kampung halaman.  Ku coba pertahankan makanan sebisanya di mulut selama mungkin. Rasanya mak nyusss tenan. Tidak ingin menelannya.

Sore itu ku ulangi sampai tiga kali ritual itu, karena memang kebetulan kuenya baru keluar dari kukusan. Hangat .. seperti suhu tubuh..

Kue itu hasil praktik orang rumah dari hasil berguru beberapa hari lalu dalam acara temu kangen dengan sesama wanita Indonesia.

Ratu Rumah Tangga
Istri memilih berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan bertugas full untuk anak-anak kami. Dia lebih banyak di rumah. Menjadi Ratu Rumah Tangga, yang mengatur urusan rumah tangga yang tidak kalah pelik dibanding pekerjaan kantoran. Waktu yang masih bersisa dimanfaatkan untuk bersosialisasi dengan sesama wanita Indonesia yang berdomisili di Almere.

Spesialitas
Lewat media Whatsapp dan Facebook mereka sering berkoordinasi untuk janjian kumpul mempraktikan membuat kue-kue kampung. Mereka bergiliran memperagakan cara memasak makanan spesialisasi masing-masing. Jika satu wanita menguasai dua masakan, maka ketika 10 orang  berkumpul seminggu sekali sudah bisa bertemu kangen selama setengah tahun.  Di akhir perjalanan setiapnya memiliki keahlian 20 jenis panganan dan resep makanan.

labusiam_ebiPenulis sudah berulang kali dikejutkan makanan kampung seperti Bakwan Malang, Lapis Surabaya, Samosa, Bakso, Siomay Bandung, Martabak Manis, Martabak Mesir, Pastai, Kueku, Lemper dan lain-lain. Rasanya sungguh tidak kalah dari yang kita temui di pinggir-pinggir jalan di Tanah Air.

Masakan yang dibuat di rumahan di Belanda, menggunakan bahan-bahan ‘terbaik’ tanpa menimbang untung rugi, karena tidak untuk dijual. Eka Tanjung merasakan betul beda makana jajanan dengan makanan rumahan dari rasa minyaknya. Makanan yang menggunakan minyak baru berbeda rasa dengan minyak yang sudah lama.

Kue yang konon namanya “Kueku” itu juga rasanya sangat uenak tanan.  Tapi kalau penulis boleh memberi nama yang lebih cocok adalah “Kue Seksi” karena warnanya merah menantang. Eka Tanjung tidak setuju dengan kawan di Jawa Timur yang menyebutnya “Moto Kebo.”

Sebab sebagai mantan penggembala Kerbau di dusun Pendem dekat Sex Mountain, Gunung Kemukus penulis tidak tahu kalau panganan berwarna mencolok itu bernama Mata Kerbau. Penulis tahu betul ketika tengkurap di atas punggung kerbau dahulu, biasanya sembari memandangi tanduk dan telinga kerbau yang bergoyang-goyang. Kipasan daun telinga kerbau itu lebih menghiraukan kerumunan serangga daripada beban sekitar 20kg di pundaknya.

Dari posisi saya tengkurap di atas punggung kerbau tidak bisa melihat matanya, karena tertutup bulu matanya yang putih. Sesekali dia mengangkat kepalanya untuk mengenyahkan lalat menghisap darah, sesekali matanya tampak. Tapi mata itu warna pupilnya hitam dan sekitarnya putih biasa. Jadi tidak ada mirip-miripnya dengan Kue yang disuguhkan orang rumah sore ini menemani secangkir teh panas Cap Potji.

Orang yang menamai Moto Kebo, kue merah berisi kacang ijo halus itu tidak mengenal kerbau dengan baik. Tapi oke lah, saya lebih baik cerita tentang aktivitas memasak pada ibu-ibu Indonesia di Belanda.

Eka Tanjung sering menemukan wanita dan pria Indonesia di Belanda ini menjadi mandiri dan pinter masak setelah pindah ke Belanda. Mungkin karena ketularan oleh budaya Belanda yang cenderung mengerjakan tugas rumah tangga sendiri. Memasak sendiri, mencuci baju, setrika, membersihkan lantai, membersihkan WC dan kamar mandi, mengencat dinding memasang pagar, memasang lemari dll.

Tidak Ada Pembantu
Kadang ada pula yang menyuruh orang lain untuk mengerjakan tugas rumah tangga maupun pertukangan. Di Belanda ini kebanyakan mengerjakan sendiri tugas-tugas rumah tangga. Suami istri biasanya berbagi tugas. Bahkan suami istri di Belanda bagi tugas dengan “adil.” Semua tugas dibagi dua bergantian per hari. Seperti dituturkan kawan keturunan Jawa Suriname. Dia dan istrinya yang orang Belanda, sepakat bergantian memasak. “Saya kebagian Senin-Rabu-Jumat, masak makanan Jawa. Hari-hari lain giliran istri saya masak makanan Belanda.” Penulis menjumpai Paul Paimin itu di pelataran sekolah, karena kami sama-sama menjemput anak pulang sekolah. Sesama orang berakar di Indonesia biasanya cepat saling sapa.

Satu topik yang menyatukan semua orang yang berakar di Nusantara adalah doyan makan. Kalau ngomongin makanan bisa berlama-lama sambil air liur ngeces. Kami di rantau selalu rindu makanan kampung.