muslim
Berpuasa di Belanda, Luar Biasa!
Berpuasa di Belanda berbeda dengan Indonesia. Puasa di Belanda tahun ini, berdurasi lebih panjang daripada di Indonesia. Bulan Ramadan jatuh pada musim panas. Pada bulan Mei dan Juni matahari cepat terbit dan lama tenggelam. Akibatnya Imsak pada hari pertama sekitar 3.15 pagi dan Magrib pukul 21:30 malam. Tulisan ini berlaku untuk Ramadan 2018. Durasi Panjang ini berlaku di hampir semua wilayan Eropa.
Berpuasa dengan durasi sekitar 19 jam ini jelas berbeda dengan Indonesia yang terletak di Garis Khatulistiwa. Di Indonesia durasi puasa setiap tahun hampir sama antara 13 – 14 jam. Selain itu perbedaan mencolok antara puasa di Indonesia dengan di Belanda adalah kehidupan masyarakatnya.
Masyarakat
Di Belanda, kehidupan sosial bermasyarakat, secara umum tidak banyak berubah, biasa saja seperti hari-hari sebelumnya. Di jalanan masih tetap ramai. Di tempat-tempat umum tidak terasa suasana bulan puasa. Taman-taman masih rapi seperti biasa. Pertokoan menjual barang yang mereka biasa jajakan.

Wilayah Migran
Namun bila kita perhatikan lebih cermat dan masuk lebih dalam ke tempat dan lokasi yang mayoritas penduduknya migran dari negara muslim, akan terasa beda. Di perkampungan muslim Maroko dan Turki di Amsterdam, Utrecht, Den Haag, Rotterdam terrasa suasana Ramadan. Mesjid menawarkan acara buka bersama.

Makan Gratis
Tidak jarang pula mesjid dan musollah di Belanda ‘membuka pintu’ bagi warga non-muslim untuk berbuka bersama. Undangan itu merupakan anjuran dari pemerintah Belanda dengan tujuan untuk saling mengenalkan warga dari berbagai budaya dan agama.
Di saat bulan Ramadan, pertokoan menjual barang kebutuhan Tajil atau buka puasa. Korma dari berbagai bentuk dan harga terpampang di dekat kasa. Buah-buahan segar seperti Semangka dan Melon bertumpukan di keranjang dan peti. Semua tersaji di trotoar depan toko migran.

Satu Juta
Di Belanda ini terdapat sekitar 1 juta penduduk berlatarbelakang muslim. Dari jumlah total penduduk sekitar 16,5 juta jiwa. Walau demikian, Ramadan di Belanda tidak banyak mendapat perhatian dari publik maupun pemerintah. Dan masih cukup banyak penduduk di sini yang tidak bisa membayangkan, orang mampu dan mau menahan lapar dan dahaga selama 19 jam.
Eka Tanjung yang sudah sejak 30 tahun di Belanda, setiap tahun selalu saja mendapat pertanyaan: mengapa mau berlapar dan berhaus lama-lama?
Penjelasan yang paling mujarab dan masuk akal dan nalar orang Belanda secara umum adalah: puasa itu menjalankan perintah God agar solider kepada kaum miskin di negara lain yang tidak bisa makan setiap hari. Uang yang tersisih dari puasa, kami sumbangkan kepada kaum miskin.
Belanda Derma
Dengan penjelasan ini orang Belanda yang secara umum, sudah tidak menjalankan ibadah agamanya, bisa paham. Karena pada hakikatnya Belanda adalah masyarakat derma, yang rajin menyumbang kalau ada musibah di belahan lain dunia. Ketika tsunami, Gempa di Yogja, Gempa di Haiti dll. Selalu saja ada aksi nasional galang dana di Belanda.
Tetangga sebelah kami adalah orang Belanda. Dia juga pernah menanyakan tentang puasa pada kami. Dengan penjelasan itu mereka bisa faham.
“Ooo pantesan, kok kami mendengar suara-suara panci dari rumahmu pada pukul tiga pagi. Dan saya heran mengapa jam segitu masih bangun dan muncul aroma sedap,” kata Jaap si tetangga.
Tanpa Teriakan
Tidak heran jika dia, kemarin juga mendengarkan suara dan mengendus aroma itu dari rumah kami. Makan sahur pada hari pertama Ramadhan di rumah kami di Almere, berlangsung biasa saja. Seperti tahun-tahun sebelumnya.
Tidak terdengar suara panggilan dari speaker masjid ataupun teriakan bapak jaga ronda. Hanya suara istri yang membangunkan, lalu ke kamar sebelah memanggil putra sulung kami berusia 16 tahun. Aslam ingin sekali berpuasa seperti tahun lalu. Dia sudah memutuskan sendiri tanpa paksaan untuk berpuasa penuh.
Puasa tahun lalu juga sama panjangnya dengan tahun ini sekitar 18 jam, barang kali berbeda hanya beberapa menit. Masyarakat Indonesia di Belanda dan negara-negara lain Eropa, tahun ini mulai melangsungkan ibadah puasa mulai Kamis 17 Mei 2018. Eka Tanjung yang awam ini menduga barangkali Idul Fitri akan jatuh pada tanggal 15 atau 16 Juni 2018.
Hawa Nafsu
Kami berharap bisa memetik manfaat dari berlatih menahan diri dan hawa nafsu di bulan Ramadan. Hasilnya semoga bisa berguna bagi orang-orang sekeliling baik yang muslim maupun non-muslim.
Kepada kawan yang menunaikan ibadah di bulan Ramadan ini semoga lancar dan tidak menghadapi banyak masalah ngantuk di tempat kerja atau bangku sekolah. Semoga kita dibersihkan dari dosa-dosa. Mohon maaf lahir bathin, selamat berpuasa!
Almere Punya Makam Abadi khusus Muslim
Kota Almere , memiliki keunikan. Di propinsi Flevoland Belanda ini ada makam ‘abadi’ khusus untuk umat Islam yang tidak akan pernah ditumpuk dan digusur. “Sekali bayar, selamanya kau akan bersemayam di sana.”
Sebagai seorang muslim di Belanda, penulis menyadari perlunya memilkirkan sejak dini pemakaman.
- Dimana saya ingin dikuburkan kalau meninggal di Belanda?
- Siapa yang akan membantu mengurusi tubuh saya yang sudah terbujur kaku?
- Dan tidak kalah penting, bagaimana pendanaan atau pembayarannya?
Sejak beberapa tahun ini Eka Tanjung dan istri sudah sepakat untuk dimakamkan di Belanda saja jika meninggal. Hal itu didasari pemikiran bahwa dimanapun adalah Bumi Allah. Jadi kalau meninggal di Belanda ya dimakamkan di Belanda dan kalau meninggal di Indonesia ya dimakamkan di sana saja.
Cepat Dikebumikan
Dan sebisanya dikebumikan dalam 24 jam, jadi tidak perlu nunggu anggota keluarga yang “masih akan” datang untuk perpisahan. Biarlah kenangan indah kita bangun dan dipupuk dari sejak sekarang selama masih bisa. Hidup terlalu pendek untuk dipakai cakar-cakaran atau berpolemik soal politik. Istana Memori akan terukir di hati kami dan anak-anak. Cinta tidak perlu harus bersatu, ceileeee…
Penulis ingin menyampaikan bahwa Undang-undang Belanda sejatinya menetapkan bahwa pemakaman di Belanda baru bisa dilakukan paling cepat 36 jam setelah kematian. (lihat lampiran di bawah ini.)

Terjemahan:
“Jeda waktu antara kematian dan pemakaman atau kremasi diatur dalam artikel 16 Undang-Undang Pengurusan Jenazah (Belanda red.) Pemakaman atau kremasi tidak boleh dilakukan lebih cepat dari 36 jam…”
Tapi Eka Tanjung melihat ada pengecualian untuk pemakaman yang beralasan religi atau agama. “Pengecualian tertera pada artikel 17 UU Pengurusan Jenazah. Berdasarkan saran dari dokter (yang menetapkan kematian red.) maka Walikota tempat terjadi kematian bisa menentukan jeda waktu yang berbeda. Pejabat pemda atas nama walikota bisa menentukan jeda lain (dari 36 jam red.) jika ada alasan agama …”
Alasan Agama
Penulis melihat, bahwa undang-undang Belanda menetapkan setelah 36 jam baru boleh dimakamkan. Namun ada celah pengecualian untuk alasan agama. Jadi dengan kata lain, pemakaman dalam 24 jam bisa dilakukan untuk umat Islam di Belanda.
Untuk persoalan permohonan izin ini diperlukan organisasi yang bisa menjalankan birokrasi dengan baik. Di Belanda sudah cukup banyak organisasi kepengurusan jenazah, namanya uitvaartonderneming. Mereka menetapkan harga yang berbeda-beda, tergantung layanan dan service yang diberikan. Biasanya pilihan kemewahan mobil, snack dan jumlah undangan yang datang menentukan besarkecilnya tarip.
Kalangan Mesjid
Setelah melakukan berbagai pertimbangan, maka Eka Tanjung menyimpulkan untuk menggunakan jasa pengurusan jenazah dari kalangan teman-teman dekat dan mesjid saja.
Dari pengalaman selama puluhan tahun domisili di Belanda, kami bisa menyaksikan dari dekat orang muslim yang meninggal di Belanda. Penulis bahkan mendapat pengalaman berharga ketika berkesempatan mengurusi jenazah muslim Belanda yang meninggal di kota Utrecht.
Tempat Pengurusan Jenazah
Mengambil jenazah dari lemari pendingin, memandikan, mendoakan, mengkafani, menyolatkan merupakan pengalaman yang sangat berguna. Penulis melakukan itu bersama empat kawan lainnya. Kami mencatat bahwa di Belanda sudah cukup banyak rumah duka yang disesuaikan dengan kebutuhan kepengurusan jenazah muslim. Mereka memperhitungkan arah kiblat dan proses sholat jenazah. Di kota Almere, Utrecht, Den Haag, Amsterdam, Rotterdam bahkan di kota-kota menengah pun sudah ada uitvaartcentrum atau tempat pengurusan jenazah.
Kami akhirnya memilih untuk bergabung dengan komunitas mesjid Ar Raza di Almere. Mereka memiliki makam khusus untuk umat islam yang semuanya menghadap ke kiblat, dan terpisah dengan makam penganut keyakinan atau religi lain. Selain itu makam di Kruidenweg 3 Almere itu adalah milik organisasi muslim yang berbasis etnik Pakistani. Komunitas ini sejak tahun 2013 membeli lahan yang luas, cukup untuk memakamkan seribuan jenazah umat muslim. Pemilik dan pengelola makam ini adalah Mesjid Ar Raza yang berdiri megah di Tussen de Vaarten Almere. Jadi mereka memiliki makam abadi, yang tidak akan diruimen atau digusur setelah 10, 20 atau 30 tahun.
Dahulu Abadi
Sejatinya, makam abadi bukan hal baru di Belanda ini. Sejak dahulu kala umat Kristen dan Yahudi, memiliki dan mengelola sendiri makam yang tidak akan diganggugugat. Umat Yahudi bahkan punya 249 makam abadi di Belanda. Untuk umat Islam, sejauh ini ada sekitar 60an makam yang menjadi bagian dari pemakaman umum.
Aturan Baru
Namun karena keterbatasan lahan pemakanan milik pemda, maka sejak beberapa tahun pemda membuat aturan baru. Kuburan mulai tahun tertentu harus digusur setelah 10, 20 atau 30 tahun. Untuk membuka tempat baru bagi jenazah baru.
Puluhan makam muslim di berbagai kota yang bercampur dengan pemakaman umum menuhi persyaratan jenazah menghadap ke Kiblat dan keharusan lainnya. Walau demikian setiap pemda punya aturan masing-masing. Untuk kejelasannya bisa dibaca di website setiap pemda atau dalam istilah Belanda, gemeente.
Hanya Satu
Dari sekian banyak makam umat islam di Belanda, hanya satu Ar Raza di Almere yang berkarakter abadi. Jadi selamanya tidak akan digusur, ditumpuk atau dipindahkan. Sedangkan puluhan makam muslim lainnya di Belanda, akan diruimen atau digusur setelah 10 tahun. Menjelang akhir masa 10 tahun, sanak keluarga yang harus mengurusi pemindahaan tulang sisa kerabatnya.
Eka Tanjung mendengar kisah anak-anak yang harus mengurusi kepindahan ibunya ke tempat lain. Biasanya pemindahan itu membutuhkan beaya tambahan lagi, untuk 10 tahun ke depan.
10 Tahun Dibakar
Kalau sanak saudara tidak mengklaim setelah 10 tahun, penulis memahami bahwa pengurus pemakanam umum Belanda akhirnya akan membakar sisa tulang. Nah untuk mencegah persoalan pembakaran sisa tulang itu, maka Ar Raza juga menawarkan menampung sisa penguburan itu ke dalam sebuah lubang umum yang bersifat abadi.
Lubang Bersama
Eka Tanjung mendengar langsung penuturan Hadji Kazim (baca: Haji Kazem) pengurus pemakaman di Ar Raza. “Kalau ada teman-teman kamu yang makam ortunya digusur karena sudah 10 tahun, maka bisa dikubur di sini untuk selamanya. Di kami harganya tidak mahal karena masuk lubang bersama.”
Beaya
Hal penting yang perlu juga diperhatikan adalah harga. Soal tarif bisa disimak di situs Ar Raza. Untuk pertanyaan maupun informasi menyangkut pemakaman di Ar Raza bisa langsung menghubungi mereka.
Beaya pemakaman ‘abadi’ di Belanda untuk saat ini € 8500 all-in. Harga ini akan berubah setiap tahun menurut nilai inflasi. Kemungkinan akan menjadi lebih mahal di tahun-tahun kedepan. € 8500 adalah angka yang sangat besar. Apalagi kalau harus dibayar sekaligus.
Untuk itu penulis memanfaatkan tawaran asuransi kematian yang banyak disodorkan berbagai perusahaan asuransi: Centraal Beheer, Achmea, REAAL, Allianz, Interpolis dan lain sebagainya.
Penulis ingin mengimbau jika berminat paket semodel di Ar Raza Almere ini, maka sebaiknya asuransi yang membayarkan uang tunai. Jangan mengambil asuransi yang membayarkan natura “Jasa pemakaman.” Mereka akan mengurusi semua kebutuhan pemandian sampai pemakaman, yang sebenarnya belum tentu diperlukan. Seperti memasukkan kue-kue Roomboter Cake di uitvaartcentrum dengan spec harga yang tidak murah.
Kalau melihat € 8500 memang harga yang besar, tapi kalau memahami 10 atau 20 tahun lagi tidak ada beaya tambahan atau penggusuran kuburan, maka € 8500 adalah harga yang bersahabat. Kami tidak ingin membebani anak-anak untuk memelihara dan mengurusi orang tua yang sudah ‘ Insya Allah’ menemukan ketenangan.
Links:
Duka Insan Pengembara di Belanda
Ku Gali Liang Kuburku Sendiri