Kiat-Kiat Menghalau Pencuri, Saat Rumah ditinggal Liburan.

Posted on 31/05/2015 Updated on 15/07/2020

Dengan hati sedih, Eka Tanjung dari Serbalanda kerap mendengar kawan-kawan yang rumahnya dibobol maling ketika ditinggal liburan. Di kala rumah disatroni tamu tak diundang, bukan saja harta benda yang raib, tapi juga rasa ternodai karena kemasukan orang tanpa ‘kulo nuwun.’ Dampak psychologisnya bisa lebih besar dan bikin tidak betah. Eka Tanjung menemukan beberapa tips untuk mengurangi kemungkinan kemalingan saat rumah ditinggal liburan.

Usahakan kotak surat jangan sampai penuh. Pasang sticker, menolak folder dan iklan. Minta tetangga yang baik hati dan sesekali mengosongkan kotak surat. Wadah surat yang penuh, memberi kesan pemilik rumahnya sedang pergi.
Nyalakan lampu dengan menggunakan timer. Pasang timers lampu di berberapa titik dan setel di waktu berlainan.
Jika memungkinkan, minta tolong tetangga untuk membuka dan menutup gorden. Supaya posisi berubah-ubah.
Usahakan ada kendaraan diparkir di depan atau dekat rumah. Kalau tidak ada mobil bisa juga sepeda ditongkrongin di sana.
Kunci jendela atau kosen dengan baik. Penguncian yang baik akan menyulitkan pencongkelan dari luar.
Jauhkan tangga serta perabot pertukangan bertebaran di kebun.
Tutup dan kunci tempat sampah atau kursi yang bisa dipakai manjat.
Jangan sebut “Saya sedang berlibur” di voice mail.
Jangan pengumuman di media sosial akan berlibur atau jangan mejeng foto-foto selfie santai di pantai. Lakukan itu jika sudah kembali dari liburan.
Peringatkan anak-anak agar berhati-hati dengan postingan di media sosial. Jangan sampai ada maling yang baca dan merasa mendapat invitation.
Jauhkan barang-barang berharga seperti Laptop, Tablet dari penampakan luar. Pasang TV paling butut, di ruang tamu. Bahkan kalau memungkinan letakkan pampers “kotor” di berbagai sudut rumah.
Tuliskan label koper yang dibawa liburan hanya nama dan nomor HP atau email saja. Jangan tulis alamat di label. Pencuri zaman sekarang juga mencari label koper di bandara.