Puja, Dubes Baru RI yang Ramah

Posted on Updated on

12778838_1015207768525762_8833399972496813887_oSerbalanda sangat terkesan saat jumpa Duta Besar RI untuk negeri Belanda yang baru. Penulis merasa kecolongan, beliau malah yang terlebih dulu menyapa kami.

Selasa 1 Maret 2016 lalu, Eka Tanjung membawa Pak Theny, Bu Susi dan Aldo putra mereka dari Samarinda Indonesia mampir ke kantor kedutaan besar Republik Indonesia di Tobias Asserlaan Den Haag.

Soto Lamongan
Walaupun awal Maret itu hujan, tapi Serbalanda membawa tamu wisata atau kawan sepakbola sejenak mampir ke KBRI. Karena yakin di sana pasti ada makanan Indonesia yang mak nyuss. Jelang pukul 12 siang biasanya tersedia menu makanan di kantin yang terletak di veranda Ruang Serbaguna KBRI. Selera Indonesia yang sangat pas untuk lidah Nusantara.

2016-03-01 12.08.23
Bu Susi, Aldo dan Pak Theny ngantri Soto Lamongan

 

Selasa kemarin itu kami berempat datang ke KBRI, “rumah orang Indonesia” yang punya daya tarik tersendiri. Orangnya ramah-ramah dan tempatnya juga bersih dan rapi.

Pak Theny sekeluarga tidak menyia-nyiakan kesempatan menikmati makan siang. Soto Lamongan lengkap dengan segala macamnya. Soto kuah dengan irisan paru sapi yang empuk, Perkedel, Kerupuk dan sambal.

Hangat
Kopi panas dan teh yang tersedia cuma-cuma melengkapi kehangatan di kantin KBRI di hari hujan itu. Kami termasuk yang pertama menyantap hidangan lezat itu yang disajikan oleh mas penjual yang ramah dan manis dengan tahi lalat sebesar biji jagung.

12772045_1015207698525769_1426751308352405991_o

Gemuk Cepat Lapar
Di tengah kenikmatan Soto Lamongan yang pedas itu, mulai berdatangan bapak-bapak pejabat KBRI yang sudah mulai membutuhkan asupan nasi. Muncul pertama kali bapak yang memang berpostur subur, lebih subur dari penulis. Saya lupa namanya tapi tidak lah penting, intinya dari tongkrongannya kita bisa memahami mengapa dia datang paling duluan di antara para karyawan lain KBRI.

Pak Ibnu
Tak lama berselang bergabung pula beberapa pejabat lain KBRI ke kantin. Salah satunya wajah yang sudah kami kenal baik mantan Deputy Chief in Mission (DCM) Ibnu  Wahyutomo. Sudah lama pria berkulit putih ini kami kenal sebagai pemegang sementara jabatan duta besar ketika Bu Retno diangkat jadi Menlu sampai dubes baru menyerahkan mandat kepada Raja Willem Alexander beberapa pekan lalu.

Pak Dubes baru!
Ketika piring kami sudah tianggal satu sendokan lagi, saya disapa oleh seseorang dari arah Defensive Midfielder Kiri.
“Selamat Siang Pak Eka, apa kabar?”

Seketika saya menengok ke belakang dan langsung berdiri karena orang bersangkutan sudah ada di dekat saya dan mengulurkan tangannya tanda ajakan salaman perkenalan.
“Selamat siaaaaang bapak, saya Eka Tanjung.” sambil mikir ini kan wajahnya familier dubes baru.
“Saya Puja pak,” ucapnya ringan.

Mati Gaya
Sejenak saya mati gaya, seraya melempar pandang ke orang yang berdiri di belakangnya. Ternyata Pak Ibnu yang mungkin membisikkan kepada pak dubes.
“Siapa saya, yang harus disamperin duluan oleh seorang duta besar???”pikir ku. “Emangnya saya artis atau orang sohor?”

Siap Bantu
Pak Puja pun menyalami Pak Theny dan keluarga. Perbincangan yang akrab, bahkan sampai dua kali Pak Theny mencoba meyakinkan apakah benar beliau adalah Dubes RI yang baru. Tak lama kemudian Pak Puja menyerahkan katu namanya bertuliskan  I Gusti Agung Wesaka Puja, de Ambassador.

Sebuah kejadian yang sederhana singkat tapi sarat makna. Kalau saya bukan siapa-siapa disamperin oleh seorang pejabat negara, itu menunjukkan karakter sang dubes. Sudah sering penulis melihat kebaikan para pegawai KBRI, tapi belum pernah seperti kejadian di kantin Selasa kemarin itu.

Sekolah Sepakbola
Ketika Pak Puja mengetahui kami datang sebagai WNI yang mencari sekolah dan sepakbola di Belanda. Ia pun menyambut gembira, “saya senang ada upaya pribadi kawan-kawan yang ingin maju di sepakbola Indonesia.” seraya menawarkan bantuan bila diperlukan. Uluran tangan yang tidak bisa kami biarkan mengendap lama-lama. Semoga ikatan Belanda dan Indonesia bisa memberikan dimensi kemajuan bagi bangsa Indonesia lewat sepakbola.

Semoga saja, pertemuan di hari hujan awal Maret 2016 itu membawa berkah dan perbaikan bagi pendidikan dan sepakbola Indonesia. Terima Kasih Pak Ibnu!