Belanda
Gadis Belanda Ingin Tiap Tahun ke Indonesia
Bincang seru dengan Irthe Blokhuizen, perempuan muda Belanda yang sangat lancara berbahasa Indonesia. Bagaimana latar belakangnya dia bisa Bahasa Indonesia begitu lancar?
Perbincangan berlangsung di Kastil Helmond dekat tempat tinggal Irthe. Jalan kaki tidak sampai lima menit. Kita waktu itu kenalan, ketika Irthe menikah dengan Mas Latif. Kita sempat ngobrol dengan Mas Latif dalam Bahasa Belanda. Saya kaget ternyata Irthe bisa bahasa Indonesia.
Irthe mengenal Indonesia dari opanya. “Opa pernah cerita bahwa waktu dia berusia 25 tahun sempat mau dikirim ke Indonesia. Waktu zaman Aksi Polisional (Agresi Belanda) era Kemerdekaan 1946 – 1949. Tapi ketika sedang latihan training, dia mengalami kecelakaan. Dia masuk Rumah Sakit, dan batal pergi ke Indonesia. Sedangkan temannya jadi dikirim. Temannya ini meninggal dunia di Indonesia. Itulah pertama kali Irthe mendengar kata Indonesia. Waktu dengar cerita itu umur Irthe 10 tahunan masih SD. Di sekolah, hanya sedikit mendengar tentang sejarah Indonesia. Hanya tentang Golden Age, Abad Keemasan ketika Belanda melakukan ekspedisi kemana-mana. Tapi di sekolah Irthe tidak ada pembahasan khusus tentang Indonesia.
Awalnya Terpaksa ke Indonesia
Indonesia muncul dalam kehidupan Irthe, aktu saya berusia 17 tahun. Diajak orang tua liburan ke Indonesia. “Awalnya saya tidak mau. Saya bilang:”Ngapain liburan jauh-jauh? Kenapa tidak di Belanda saja. ” Karena sedikit dipaksa oleh orang tua “Ayolah tidak apa-apa. Kan hanya tiga minggu saja.” Akhirnya Irthe bilang:”Ya oke lah.” Nah pas sudah di Indonesia. Wow saya sangat tertarik sama Indonesia. Jadi tadinya tidak mau, karena kejauhan. Karena dari dulu saya selalu liburan di Belanda saja. Biasanya kami ke kepulauan di Belanda Utara. Waddeneilanden Schiermonnikoog, Vlieland, Texel. Kepulauan itu termasuk dalam 10 Warisan Budaya Belanda yang diakui UNESCO. Dari saya kecil, setiap tahun liburan selalu ke sana. Camping dan lainnya. Jadi sebenarnya tidak pernah ke luar negeri. Jadi perjalanan ke luar negeri ke Indonesia itu pertama kali untuk kawasan Asia. Kalau yang dekat Prancis, Belgia, Inggris pernah juga. Tapi belum pernah jauh. Berangkat ke Indonesia berempat. Papa-Mama dan adik saya. Sampai pertama ke Bandara Jogja, sebelumnya sempat transit di Jakarta. Waktu itu tujuan liburannya ke Jogja, Bromo, Malang dan menyeberang ke Bali. Kami liburan selama tiga minggu. Kesannya pertama kali seperti saya sedang berada di dunia lain. Dengan kebiasaan yang jauh berbeda dengan Belanda.
Jadi Senang Pada Indonesia
Awalnya Irthe kaget – “Ini lain banget dengan Belanda.” Tapi saya merasa tertarik. Orang-orangnya ramah, selalu senyum, sopan dan baik. Saya merasa lebih santai di sana. Tidak terlalu stress seperti di Belanda. Di sini kan orang selalu mau cepat-cepat. Di sana saya merasa lebih tenang. ” Waktu di Indonesia, Irthe punya teman baru. Teman Indonesia yang seumuran. “Lalu kami berteman di Facebook. Dan kami tetap keep contact dengan mereka.Tapi saya selalu ngobrol pakai Bahasa Indonesia dengan mereka. Waktu itu saya belum bisa, tapi translate dulu di Google terus diketik saja.” Rasanya punya kenalan orang Indonesia dengan kebiasaan menanyakan makanan. Awalnyamembuat Irthe gak bingung dengan pertanyaan seperti itu. Kok bertanya “Sudah makan atau belum?” Ya saya akhirnya jawab saja. Sudah makan. Tapi ya sebenarnya sempat bingung juga kenapa dia bertanya kaya gitu.
Indoneisa Indah & Penduduknya Ramah
Irthe sangat bersemangat belajar Bahasa Indonesia. Motivasinya karena ingin ke Indonesia lagi. “Karena ini negaranya indah sekali. Saya ingin ke sana lagi.” Irthe senang ngomong dengan orang lain dalam bahasa orang itu. “Jadi saya ingin belajar bahasa Indonesia.” Saya membeli buku di toko buku di sini. Seperti kamus begitu. Tapi tidak terlalu banyak terpakai juga bukunya.”
Berhemat Untuk Bisa Kembali ke Indonesia
Nah pada 2012 setahun setelah liburan pertama, Irthe ke Indonesia lagi tapi sendirian. “Saya backpacking sendiri selama dua bulan ke Indonesia.” Irthe beaya sendiri ke Indonesia. Dengan cara menabung dari kerja sambilan. Kerja di restoran dan supermarket di Belanda. “Dan memang dari dulu saya tidak pernah boros dengan uang. Saya selalu nabung. Jadi saya bayar sendiri liburan ke dua.”
Ditambah lagi, kalau kita kuliah di Belanda dapat tunjangan sekolah. Dan berhubung Irthe masih tinggal dengan orang tua (tidak kost), jadi bisa kumpukan uang tunjangan itu. Backpaker pertama ke Bali. Kemudian ke Lombok. Balik lagi ke Bali kemudian ke Banjarmasin Kalimantan. Ada teman di sana mengajak keliling. Kemudian ke Sulawesi, ke Makassar. Perjalanan kedua juga sangat mengesankan sekali. Irthe ingin kembali lagi untuk ketiga kalinya ke Indonesia. Untuk jangka lebih lama lagi.
Wisata Belanda: Rumah Kaisar Peter Agung di Zaandam
Zaandam kota wisata berjarak 15 KM dari Amsterdam, menawarkan tempat-tempat wisata yang sangat menarik. Kawan bisa mengunjungi Kincir Angin Zaanse Schans, Rumah Tumpuk dan Rumah Kaisar Peter Agung.
Ketika kawan liburan ke Belanda, jangan lewatkan Zaandam. Di jantung kotanya ada Rumah Tumpuk atau rumah Barbie. Bangunan ini sebenarnya adalah hotel Inntel Hotel. Sang arsitek memilikh konsep menumpuk 70 rumah khas Zaandam menjadi satu gedung megah.
Zaandam Paduan Klasik dan Moderen
Serbalanda tour sering kali membawa tetamu ke Zaandam. Indah sepanjang hari. Siang maupun malam. Bagi yang senang belanja bisa berkunjung ke toko PRIMARK yang terletak persis di depan Rumah Tumpuk. Pemerintah Zaandam tampaknya sudah melakukan pembangunan secara pesat.
Antisipasi Corona
Dalam rangka mengantisipasi pandemi Corona ini pemerintah juga memperhitungkan warga agar menjaga jarak 1,5 meter, sehingga jalan dibagi menjadi dua bagian.
Hanya 100 meter dari lokasi adalah Easy Hotel Zaandam, dan Stasiun Kereta Zaandam Centrum. Stasion ini menghubungkan langsung ke Amsterdam Centrum dan juga stasion kereta Zaanse Schans, bagi yang ingin ke komplek Kincir Angin.
Menikah Gratis di Belanda
Antara Stasion dan Rumah tumpuk kita saksikan Balaikota Zaandam atau Stadshuis dengan bangunan yang selaras dengan paduan moderen dan tradisional. Gedung ini juga dipakai sebagai kantor catatan sipil di Zaandam. Oh ya kalau kawan menikah di hari Senin di Balaikota Belanda, Gratis. Tidak usah bayar.
Di Zaandam juga ada tempat pemberhentian kapal Pariwisata Zaans Ferry. yang menghubungkan Zaandam dengan Zaanse Schans dan Amsterdam Centraal lewat air. Sangat rekomended kalau kawan punya waktu yang cukup banyak di Belanda. Kurang lebih tiga hari.
Rumah Kaisar Peter Agung
Rumah kayu ini sangat bersejarah. Itu adalah rumah persinggahan Kaisar Rusia, Peter Agung di tahun 1697. Seperti tampak pada video di atas itu. Ketika mendekat ke pintu masuk, kita sudah menyaksikan tapak kakli
ukuran hanya 39. Sementara tinggi badannya 2,04 Meter. Selain itu ada banyak lagi info menarik tentang Kaisar Peter. Dia ternyata menyukai masakan Belanda, seperti ikan amis Haring dan keju bau khas Limburg.
Peter the Great datang ke Belanda pada 1697 untuk mempelajari pembuatan kapal kayu. Sebagai seorang yang sangat terkenal dan punya jabatan tinggi, dia sebenarnya ingin kunjungannya ini dirahasiakan. Agar bisa mempelajari dengan baik pembuatan kapal. Setelah melakukan perjalanan dari Sint Petersburg ke Zaandam ia pun tinggal di rumah sederhana milik kenalannya di Zaandam.
Tapi tidak lama dia bisa menyembunyikan statusnya, karena dengan ketinggian 2,04 meter ia sangat mudah dikenali dan harus pindah rumah. Walaupun kunjungan ini bersifat sementara tapi berdampak sangat besar: di abad-abad berikutnya, rumah mungil itu menyedot wisatawan dari berbagai belahan bumi.
Kaisar Napoleon Bonaparte
Sekalibet Kaisar Napoleon Bonaparte dari Prancis yang pada tahun 1811 itu menduduki Belanda. Dalam kunjungan inspeksi ke kawasan jajahan, ia khusus menyempatkan datang ke Zaandam untuk berkunjung ke rumah Kaisar Peter Agung. Napoleon Bonaparte, pernah mengakui bahwa dia adalah pengagum Kaisar Rusia itu. Di salah satu dinding rumah itu Napoleon membubuhkan tanda tangan.
Sekarang ini tentu saja banyak wisatawan biasa, dari Rusia yang tertarik dengan sejarah bangsa mereka. Kunjungan ini biasanya dikombinasi dengan lawatan ke Zaandam dan kompleks kincir angin Zaanse Schans.

Museum Cruquius, Reklamasi Dengan Mesin Uap Terbesar
Eka Tanjung dari Serbalanda Tour menemukan lokasi baru letak Mesin Uap Terbesar Dunia, yang menarik dan bersejarah. Museum Cruquius dekat Bandara Schiphol Amsterdam.
Satu dari tiga mesin uap yang digunakan untuk memompa air danau Haarlemmermeer. Sehingga kawasan itu bisa dikeringkan dan diciptakan sebuah wilayah baru. Liputan video dapat disaksikan di bawah ini:
Supirsantun dari Serbalanda Tour datang ke Museum Cruquius pada tanggal 12 Agustus 2020 lalu. Museum ini telah direnovasi selama 3,5 bulan, semua tampak sangat rapi dan terpelihara. Museum Cruquius bisa menuturkan dengan baik dan gamblang sejarah Belanda dalam perjuangan melawan air dengan menerapkan teknologi mesin uap.
Berawal dari 170 tahun silam ketika stasiun pompa Cruquius, bersama dengan dua stasiun pompa lainnya Leeghwater dan De Lijnden, memompa keluar air danau Haarlemmermeer yang besar dan berrisiko itu.
Raja William I berperan penting dalam proyek besar ini. Ketika upaya-upaya sebelumnya, kandas. Dia yang berani memutuskan untuk mengeringkan laut pedalaman yang sangat besar dengan bantuan teknik uap yang saat itu dipandang sebagai mesin moderen.
Pengunjung bisa mendapatkan gambaran detil dari proses sejarah ini. Menyaksikan perjalanan sejarah kawarsan Hoofddorp, Haarlem dekat Amsterdam dengan bantuan animasi film modern dan sarana audiovisual interaktif. mesin uap Cornish terbesar di dunia.
Sempatkan datang ke sana mengagumi karya hebat manusia. Supirsantun melihat “Keberanian adalah kunci Keberhasilan.”
Jika kawan ingin jalan-jalan di Belanda maupun di Eropa bisa menghubungi Eka Tanjung.

Batal Mudik, Karena Takut Kena Virus Corona di Indonesia
Ketika wabah Corona melanda dunia, Eka Tanjung dari Serbalanda mengisi waktu dengan menseriusi Channel Youtube menjadi Content Creator. Dia mewawancara berbagai sosok menarik di Belanda. Salah satunya Mas Agus Sujarwoto. Ia terpaksa membatalkan rencana liburannya ke Tanah Air karena wabah Corona.
Takut Sakit di Indonesia
Mas Agus adalah perawat Indonesia yang bekerja di Belanda. Ia datang ke Belanda tahun 2001. Sama tahunnya dengan Mbak Lia. Bulan Juli 2020 ini dia sebenarnya berrencana liburan bersama istri dan dua anaknya ke Indonesia. Namun rencana itu batal karena dia takut kena virus Corona selama liburan di Indonesia.
Ticket Dicancel
Maka keputusan beratpun diambilnya. Dia mengcancel ticket pesawat Amsterdam – Jakarta dan Cengkareng ke Schiphol. Tadinya mereka akan terbang denga Singapore Airlines.
Volendam Santai
Perbincangan dengan Mas Agus Sujarwoto, pria asal Ponorogo Jawa Timur. Sudah bermukim dan bekerja di Belanda selama 19 tahun. Tinggal bekerja dan berkeluarga di Belanda. Bincang dengan mas Agus ini berlangsung di Volendam, desa Nelayan di tepi danau Marker yang dulu adalah Laut Zuiderzee yang dibendung.
Berhubung Mas Agus dan Eka Tanjung keduanya berpuasa, maka perbincangan ini tidak diselingi oleh secangkir kopi panas. Perbincangan tentang rencana liburan ke Indonesia yang terpaksa dibatalkan karena kondisi wabah Covid19 yang sedang melanda di seluruh dunia.
Uwa Agrar, Tergiur Arsip Indonesia di Belanda
Uwa Agrar, warga Indonesia yang kuliah di Belanda pada tahun 1980an. Akhirnya pindah jurusan kuliah, karena tergiur pada tawaran arsip tentang Indonesia di pusat-pusat arsip Belanda. Eka Tanjung mewawancara Uwa Agrar. Video dapat disaksikan di Youtube.
Uwa Agrar, menjelaskan asiknya mendalami arsip Indonesia di Belanda. Dia terkejut akan banyaknya informasi sejarah Indonesia yang ada di pusat-pusat arsip Belanda. Akibat informasi arsip yang menjajikan itu, menjadikannya ia berubah jurusan kuliah. Dari Sosiologi Barat menjadi pendalaman sejarah Indonesia.
Di awalnya Uwa Agrar kuliah jurusan Sosiologi Barat, tapi di tengah perjalanannya beliau berubah arah.
Meremehkan Sejarah
Bermula ketika kuliah di tingkat empat. Sudah hampir selesai di saat yang sama dia ingin santai. Harapannya dengan mengambil mata kuliah yang enteng. Sejarah Indonesia.
Jadi saya mengambil mata kuliah pilihan Sejarah Indonesia. Meskipun saya dari jurusan Sosiologi Barat. Dengan pemikiran saya ingin santai dan enteng. Belajar sesuatu yang sudah saya tahu.
Tapi ternyata ketika mengikuti mata kuliah itu dia menyadari, pengetahuannya sangat minimal tentang Indonesia. Misalnya pada buku sejarah yang diwajibkan dia menemukan informasi yang mencengangkan.
Dia membaca bagaimana pasukannya Sentot Prawirodirdjo Panglimanya Diponegoro itu ikut berperang di pihak Belanda melawan Imam Bonjol. Dia dikerahkan oleh Belanda untuk melawan atau menghadapi Imam Bonjol.
Nah, di situ saya baru menyadari juga. Hal-hal seperti itu, saya baca juga sejarah Indonesia yang lain. Bupati Sumedang umpamanya itu mengerahkan rakyatnya berpihak ke belanda memerangi Diponegoro.
Mata Terbuka
Uwa Agrar terbuka matanya, ketika membaca beberapa situasi sejarah. “ Yang sudah cukup banyak itu waktu Perang Aceh. Tentara-tentara yang namanya Marsose (Marechaussee) yang kejam itu orang-orang kita orang Ambon, orang Manado, orang Jawa, orang Sunda.Nah di situ, saya mulai tertarik Sejarah Indonesia. Mata jadi terbuka.”
Dosen Sejarah Indonesia di Universitas Vrije Universiteit Amsterdam itu Profesor Dr. Heather Sutherland. Profesor asal Australia itulah yang terus membujuk dia, supaya terus tertarik pada Sejarah Indonesia.
Profesor Heather melihat Uwa Agrar sudah menguasai bahasa Belanda dengan baik. Guru besar di Vrije Universiteit Amsterdam (VU) lah yang mendorong-dorong Agrar untuk melakukan penelitian arsip. Saat itu tahun 1985an masih jarang orang Indonesia yang benar-benar menguasai Bahasa Belanda dengan baik.
Akhirnya skripsi doktoral Uwa Agrar pun berubah menjadi “Pergerakan pro kemerderkaan di Indonesia khususnya di Priangan.”
Pilihan Menyimpang
Diakui bahwa pilihan itu menyimpang dari jurusan semula dari Western Sociology menjadi Sejarah Indonesia. Sebelum mengambil keputusan ini Uwa Agrar sempat berkonsultasi dengan Profesor Dick Kuiper, Dekan Fakultas Western Sociology. Pilihan diambil setelah mendapatkan dukungan dan lampu Hijau.
“Apakah boleh saya sebagai Western Sociolog, mengambil sejarah Priangan?”
Akhirnya mendapatkan lampu Hijau, untuk penelitian atau kerja lapangan Uwa Agrar memanfaatkan penelitian arsip.
Sementara mahasiswa Indonesia itu ke Indonesia, ada juga yang ke India atau kalau mahasiswa Belanda penelitian di Belanda.
Pilihan studi arsip ini antara lian berkat saran dari Profesor Heather Sutherland yang memberi salah satu mata kuliah. “Agrar, arsip itu sangat menarik. Kamu ini nanti akan dapat tugas itu. Aku usulkan kamu penelitian lapangannya itu penelitian arsip. Di Pusat Arsip Nasional di Den Haag. “
Jadi untuk kerja lapangan Uwa Agrar melakukan penelitian arsip yang dimulai saat Revolusi Prancis, tahun 1800an Revolusi Industri. Arsip yang menggiurkan itu panjangnya puluh ribu kilometer.
Nah sebagai orang yang belajar Sosiologi, saya ingin tahu. Apa yang terjadi di Indonesia tahun 1800an. 1805 – 1810 – 1815 – 1820. Menurut temuan Uwa Agrar Itu ternyata periode yang penting. Di sana terjadi banyak perubahan.
“VOC bangkrut, muncul pemerintahan Belanda, lalu di Eropa ada perang Napoleon, tentara Inggris masuk, Indonesia dikuasai oleh Raffles, lalu Napoleon kalah, kekuasaan Belanda balik lagi. Nah itu juga arsip yang benar-benar kaya saya benar-benar tertarik.”
Walaupun hampir setiap hari berkereta dari Amsterdam ke Den Haag pulang pergi, dijalani karena saking tertariknya dengan materi.
“Waktu itu belum ada kereta api yang lewat Schiphol, selalu harus lewat Haarlem.”
Satu temuan lain adalah sebenarnya perlunya penguasaan bahasa Prancis untuk bisa menggali arsip sejarah Indonesia dizaman pendudukan Prancis.
“Selain diperlukan kemampuan bahasa Belanda juga sebenarnya bahasa Prancis bisa sangat berguna untuk menelusuri arsip Indonesia. Sebaiknya kalau untuk periode itu, apalagi kalau meneliti zamannya kekuasaan Prancis. Perlu juga bahasa Prancis. Karena banyak juga arsip-arsip berbahasa Prancis. Seperti ketika Gubernur Jendral Daendels itu kan kekuasaan Prancis, arsip-arsip yang terkumpul itu banyak berbahasa Prancis.”
Minatnya akan sejarah, tidak saja terbatas saat kuliah saja. Setelah masa pensiun ini pun Uwa Agrar masih saja tertarik akan sejarah. Dia mengunjungi tempat-tempat di Eropa yang berperan bagi Eropa.
“Karena senang sejarah, saya tahun kemarin sengaja ke Waterloo (Belgia). Jadi perang tahun 1815 – 1817 bagaimana itu pengobatan puluhan ribu serdadu Prancis, Inggris dan Belanda. Itu ada tugu peringatan yang sangat besar. Dibikin semacam gunung. Waktu itu Waterloo Belgia itu masuk wilayah Belanda 1815. Di sana ada tugu peringatan yang sangat besar. Untuk memperingati karena putra mahkota Belanda tertembak, pundaknya luka, begitu.”
Padahal di saat yang samapuluhan ribu atau ratusan ribu meninggal, praktis tidak dibangunkan monumen. Untuk pangeran Belanda Prins van Oranje, dibuatkan gunung, khusus di atas bukit dengan Singanya melihat ke Prancis.
Pemerintah Belgia sekarang juga mengusahakan agar hamparan lahan-lahan ladang itu tetap bertahan seperti 200 tahun lalu menarik itu. Uwa Agrar tidak bosan-bosannya berada di sana itu. Disampingi sang istri tercinta Ibu Atik.
“Istri saya yang sabar, mengikuti saya. Walaupun buat dia sih gak terlalu istimewa kecuali liburan. Saya itu ingin tidur di Waterloo, jalan-jalan di sana. Dan lihat-lihat. Sangat asik, buat saya itu. Juga seperti ke Pantai Normandia di Prancis itu. (Perang Dunia II)”
Di sana uwa Agrar juga masuk-masuk te lokasi penting dalam sejarah.
“Ingin lihat gimana Tentara Jerman itu menembaki anak-anak muda wajib militer sampai dihujani peluru. Itulah, berjalan-jalan sekian lama itu di sana itu. Istri saya sih hanya membuntuti dari belakang saja, walaupun kelelahan.”
Serba Belanda: Kisah Mang Theo si Bule Sunda

Hubungan lama Belanda dan Indonesia meninggalkan banyak jejak menarik. Di Negeri Kincir Angin ini banyak kita temukan hal-hal menarik berkaitan dengan Indonesia. Salah satunya dari sisi humaniora. Eka Tanjung memperkenalkan Mang Theo, si Bule Sunda.
Mang Theo adalah pria kelahiran 1950 di Cisarua Bogor. Orang tuanya bekerja di Perkebunan Teh Cisarua Selatan. Sampai usia 13 tahun dia tinggal di Kaki Gunung Pangrango.
Kemudian dia pindah ke Belanda, karena ikut ibunya yang dirawat di Belanda karena sakit keras. Sejak itu Theo kecil memulai hidup di negara yang tidak dikenalnya.
Kisah Mang Theo ini menarik dari berbagai sudut. Masa kecilnya di Cisarua sangat berkesan. Semua bisa disaksikan pada serial perbincangan dengan Mang Theo yang kami tayang di Channel Youtube kami. Berbincangan bisa disaksikan di bawah ini.
Perjumpaan Pertama dengan Mang Theo terjadi pada 2017. Ketika sedang mengantar anak kami berlatih Bulutangkis di Gelanggang Indischebuurt, kami berjumpa dengan pria separoh baya ini:
Penampilan Mang Theo menjadi uniek karena beberapa hal. Pertama karena dia sebagai pria Bule bisa berbicara bahasa Sunda dengan lumayan baik. Bukan saja kalimat dan kata tetapi juga gesture atau gaya badannya Nyunda.
Lagu Favoritenya pun bahasa Sunda. Bahasa Sunda sebenarnya di tempat asalnya sendiri sudah mulai punah. Tidak banyak remaja dan generasi muda yang masih menggunakan bahasa Sunda dalam komunikasi sehari-hari. Dalam video di bawah ini penjelasan mengenai belajar Bahasa Sunda. Dan pengalamannya ngurek belut di Paragajen.
Mang Theo sekarang tinggal di Belanda. Dan mungkin hanya sebagian kecil atau nyaris tidak banyak orang Belanda yang menguasai Bahasa Sunda DAN Bahasa Indonesia. Minimal tidak sebagus dia. Adapun orang Indonesia sendiri tentu masih ada beberapa di Belanda yang menguasai Bahasa Sunda.
Uus si Teman Karib Masa Kecil di Cisarua
Pada episode kedua, Mang Theo menceritakan tentang pengalaman berburu dan membakar Kelelawar. Cara menangkap Kelelawar yaitu dengan cara menangkap ketika binatang itu tidur bergerombol di gombong atau pipa bambu. Kali ini pun dia jalani bersama Uus, kawan karibnya yang setia.
Orang Belanda Ingin Disunat
Untuk perbincangan bagian ke tiga ini Mang Theo menuturkan tentang pengalamannya berenang di sungai Cisarua bersama-sama kawan-kawan. Berenang Telanjang Bulat tanpa celana. Saat itu dia merasa berbeda dari kawan-kawannya. Bukan saja warna kulit, rambut dan penampilan badan. Tapi juga kemaluan yang berbeda. Anak-anak lain sebayanya (11 – 14 tahun) sudah disunat dan tanpa ada kelatup. Sedangkan miliknya masih untuh. Melihat kondisi itu, sesampainya di rumah, Theo langsung minta kepada orang tuanya untuk disunat.
Selanjutnya dalam perbincangan di atas perahu Giethoorn itu, Mang Theo juga menyampaikan pengalaman bermain bola dengan Jeruk Bali. Hal lain yang juga disampaikan dalam percakapan ini adalah kenangan dua kali, kembali ke Paragajen setelah Mang Theo tinggal di Belanda. Pada tahun 1985 dan tahun 2010.
Dia menyaksikan banyak perubahan dalam dua kunjungan itu. Pertama, masih ada jejak Cisarua Bogor seperti 22 tahun sebelumnya yang melekat di-memory. Namun ketika kembali 2010, sudah banyak yang berubah.
Lokasi: Video perbincangan ini dibuat di Giethoorn, Dusun Sunyi yang Indah di Belanda. Tanpa kebisingan kendaraan bermotor, kami mengarungi desa indah ini dengan perahu. Pada perjumpaan selanjutnya Mang Theo akan menceritakan pengalaman di Paragajen yang meninggalkan trauma. Lalu mengenai sulitnya keberangkatan mendadak dari Kampung Paragajen ke Belanda.
- Kiat Sukses Membangun Karir di Belanda
- Kepincut Arsip Indonesia di Belanda, Sampai rela Pindah Jurusan
- Rencana Mudik Batal, Karena Takut Kena Corona di Indonesia.
Jika berkaitan dengan tulisan ini kawan ingin menghubungi Eka Tanjung, bisa berkirim lewat WA:

Amankan Koper di Kereta Api Eropa
Eka Tanjung dari Serbalanda Tour sering mendengar kabar, kawan-kawan Indonesia kehilangan koper atau tas saat dalam perjalanan kereta api. Cegah dengan Kunci Kabel dan Label!

Artinya: Tidak ada uang di tas ini
Kehilangan koper saat perjalanan sangatlah mengganggu. Semurah apapun isinya barang-barang yang dibutuhkan selama perjalanan wisata. Supirsantun mendengar kabar dari para korban langsung. Mereka kehilangan koper atau tas di kereta api: ICE, Belanda- Jerman. Thalys, Amsterdam – Brussel – Paris, maupun Eurostar, Amsterdam – Brussel – London UK.
Di kereta api cepat antar negara itu, tampaknya banyak pencuri yang gentayangan menyasar barang-barang milik penumpang. Biasanya barang milik orang-orang Asia. Entah mengapa. Mungkin karena barangnya bagus-bagus dan branded alias bermerek.
Logika maling:
“Di dalam tas branded, berisi barang dan uang besar. Di dalam tas biasa, isinya pun biasa.”
Selain di kereta api, pencuri yang konon berasal dari negara-negara Eropa Timur, seperti Rumania dan Bulgaria itu juga beraksi di stasion kereta api.
Dari penuturan kawan-kawan Indonesia yang mengalami kecurian di stasion kereta api Brussel, Paris Gare du Nord, Amsterdam, Cologne, Berlin, Milan. Pencuri itu seakan sudah punya jadwal jam pemberangkatan maupun kedatangan kereta api antar negara.
Supirsantun melihat Kunci Kabel dan Label ini bisa mengurangi penurunkan drastis koper diambil orang. Ruang atau rak penyimpanan koper di kereta api tidak dekat dengan kursi pemilik, sehingga kita tidak selalu bisa mengawasi, ketika koper ada yang mengambil atau memindahkan sekalipun.
Agar koper tidak berubah posisi atau berpindahtangan saat kita berperjalanan, sebaiknya diikat dengan kunci kabel. Seperti terlihat di gambar bawah ini.

Mengapa Gembok?
Sebab koper yang diikatkan ke tiang atau satu dengan yang lain, membuat si pencuri akan menghindar dan menyasar ke koper yang lebih gampang. Pencuri atau pencopet di Eropa biasanya mereka tidak bersenjata pisau atau tang besi. Sebab barang itu bisa menjadikan barang bukti yang sangat memberatkan ketika tertangkap. Angka statistik menunjukkan bahwa para copet tidak membawa senjata atau alat.
Kecepatan dan Ketrampilan
Pencopet lebih mengandalkan kecepatan dan ketrampilan dalam beroperasi. Tentu saja pengalihan perhatian sang sasaran. Kalau di kereta atau stasion, biasanya penumpang sibuk memikirkan hal-hal selain koper atau bagasi.
Ketika mendapati koper diikat dan bersambung, dan tas ransel atau tas pinggang juga tersambung tiang, maka dia akan mencari sasaran lain. Copet berfikir: “Waah pemilik ini sudah sangat well prepared. Dia tahu keberadaan kami kaum copet di sekitarnya. Ya sudah kita mencari orang yang polos dan tidak fokus saja.”
Supirsantun hanya sekedar memberikan saran. Dua-duanya sudah kami coba, dan sejauh ini koper kami aman. Walaupun gembok tidak bisa dikatakan sebagai penyelamat koper-koper kami selama ini. Tapi minimal kami tidak menjadi jengkel, marah dan sedih karena koper disikat maling.
Gembok-gembok sederhana ini harganya sekitar €3 atau sekitar Rp. 50 ribu. Jadi kalau perbandingan harga dan manfaatkan, seharunya bukan halangan untuk menyiapkan satu atau dua dalam tas kita, saat berperjalanan kereta atau bus. Semoga bermanfaat!
Tautan lain menarik:
- Kiat Halau Copet di Eropa
- Copet Eropa Masuk Hotel dan Restoran
- Supirsantun Rebut Kembali Dompet dari Copet
- Awas di Belanda ada Polisi Gadungan!
Jika kawan ingin berkirim pesan Whatsapp, silakan Klik Kirim WA ke Serbalanda.
LookOut, Wisata Panorama Amsterdam
Satu lagi tempat wisata di Amsterdam yang menarik untuk dicoba. A’DAM LookOut, menyaksikan Ibu kota Belanda dari ketinggian 100 meter. Bisa dikombinasi dengan wisata sehari ke: Damrak, Royal Palace, Madame Tussaud, De Dam, Canal Cruise, This is Holland.

Eka Tanjung, sebagai Supirsantun dari Serbalanda Tour sudah menjajal sendiri atraksi separoh indoor ini awal 2020 ini. Kebetulan mengajak dua anak Supirsantun yang sedang luang karena si sulung tidak ada mata kulian dan adiknya yang masih kelas 6 SD diliburkan sekolah karena gurunya sedang melakukan aksi unjuk rasa nasional untuk perbaikan kebijakan pendidikan khususnya nasib guru seluruh Belanda.

A’DAM LookOut yang berlokasi di seberang belakang Stasion Amsterdam Centraal. Lokasi bersebelahan dengan This is Holland dan Museum Film EYE. Dan juga dengan cara paling mudah dengan Kapal Shuttle Feri Gratisan. Mengenai cara menggunakan alat angkut ini, bisa dibaca di: Kapal Gratis di Amsterdam.

Supirsantun bertiga dengan anak-anak Aslam dan Alifa, berkunjung ke Amsterdam LookOut itu siang hari. Kami mengambil paket family 2 dewasa dan 1 anak, di bawah 12 tahun. Harga tiketnya 30 euro, beli langsung di kassa. Kalau beli online akan lebih murah lagi beberapa euro. Lihat daftar harga. Mereka juga menawarkan harga paket untuk kombinasi: LookOut dengan This is Holland, dengan Canal Cruis dan Heineken Experience dan lainnya.

Apa sebenarnya A’DAM LookOut ini?
Menara A’DAM sudah dibuka lagi sejak 2016. Bangunan dari tahun 1971, dahulu di kenal dengan sebutan Menara Shell. Untuk masuk platform ini (Amsterdam Lookout berbayar). Dari atapnya kawan bisa menyaksikan penampakan Amsterdam 360 derajat yang luar biasa. Anda juga dapat naik ayunan yang spektakuler di atas tepian pada ketinggian 100 meter. Mohon diperhatikan, atraksi ayunan ini hanya untuk yang tidak punya keluhan jantung. Supirsantun tidak berani naik.
Untuk hal-hal menengai yang tegang-tegang dan mengerikan diserahkan saja pada anak-anak.

Supirsantun dari Serbalanda menilai bahwa Aslam dan Alifa, lebih berani daripada bapaknya yang cenderung penakut. Secara diplomatis rasa takut itu dikemas menjadi, bapak yang berhati-hati dan pernuh perhitungan. Haha
Bunga Tulip Gratis di Amsterdam
Anggapan “di Belanda semua berbayar dan tidak ada yang gratis”, atau “orang Belanda pelit”. Salah besar!
Setahun sekali, organisasi perkebunan bunga Tulip di Belanda menggratiskan dua ratusan ribu tangkai bunga khas Belanda untuk para warga yang datang ke kawasan de Dam, di pelataran Istana Kerajaan, The Royal Palace Amstedram. Di hari Tulip Nasional bunga-bunga itu Gratis! Tancapkan di agenda: Sabtu, 18 Januari 2020

Eka Tanjung dari Serbalanda Tour, sudah tiga tahun berturut-turut hadir di tengah keramaian publik. Tahun lalu ada tulisan tentang Cabut Tulip Gratis di Amsterdam. Ikut pula mencabuti bunga Belanda asal Turki itu dengan cuma-cuma alias Gratis!
Semua orang diundang datang ke sana. Silakan memilih seikat tulip secara gratis di pot-pot yang tertata dengan rapih di depan istana.

Power of Flower
Organisator memilih thema tahun 2020 ‘‘World of Colours’’ dan itu tercermin pada desain taman yang penuh warna dunia. ‘World of Colours’ sekaligus akan dipakai sebagai thema Pameran Bunga di Taman Keukenhof 2020. Yang berlangsung mulai 21 Maret – 10 Mei 2020.

Acara Gratis Petik Tulip mulai pukul 13.00 dan berakhir sampai jam 17:00. Mohon datang lebih awal, karena antrian akan mengular. Jika giliran tiba maka kawan diizinkan memilih seikat 20 lembar pohon tulip.

Sejuta warna
Selain mendapatkan segeropyok Bunga Tulip, kawan juga bisa memanfaatkan momentum pembukaan musim Tulip 2020 ini sebagai Spot untuk selfie. Hari ini tidak ada perbedaan budaya, ras, atau agama semua bisa gratis bawa Tulip Segar pulang ke rumah, hotel atau penginapan kawan Serbalanda. Hari itu diharapkan akan datang, sekitar 17.000 orang ldari sekitar 100 negara. Wow!

Acara Hari Tulip Nasional diselenggarakan oleh Perhimpunan Petani Tulip Belanda (TPN) dan sudah berlangsung sejak 2012, pada hari Sabtu ketiga Januari.
Macam Buah-buahan di Belanda
Buah-buahan yang bisa ditemukan di Belanda tergolong lengkap. Bahkan ada yang berasal dari berbagai negara. Dari wilayah Eropa sendiri maupun dari Asia.
Salak, Durian, Buah Naga, Anggur dan lainya bisa dibeli di Supermarket di Belanda. Hampir semua supermarket menjual produk tropis termasuk makanan yang biasa ditemukan di Indonesia.
Macam supermarket di Belanda:








Tour Tiga Tempat Yang Menyenangkan di Belanda
Penginapan Murah Meriah di Belanda
Top 40 Macam Menu Makanan Indonesia di Belanda
Top 40 Resto HALAL non-Indonesia di Belanda.
Top 30 Resto HALAL, Indonesia – Suriname di Belanda
Top 60 Macam Sambal di Belanda
Top 40 Restoran Indonesia di Belanda
Top 40 Tempat Wisata Belanda