Serbalanda Rebut Kembali Dompet dari Copet

Posted on Updated on

Awas_Copet_01
Eka Tanjung dari Serbalanda, berhasil membatalkan aksi pencopetan di Volendam. Mendapati, tas tamu terbuka, penulis langsung mengejar pelaku dan meminta dompet dikembalikan. Alhasil wanita berrambut pirang itu menjatuhkan dompetnya dan ngeloyor tanpa dosa. Pembelajaran yang luar biasa.

Insiden terjadi pada 18 Mei 2018 lalu di pelabuhan lama Volendam. Hari itu seperti biasa, penulis mengantar tetamu jalan-jalan menikmati Tour Tiga Tempat TT4: Zaanse Schans, Volendam dan Giethoorn.

Kami membawa lima orang tamu dari dua group berbeda. Satu rombongan: Ibu Rozalita dan Nabila, putrinya yang dijemput di penginapan Osdorp Amsterdam. Rombongan lain Pak Anton dan dua saudaranya dijemput di Koog aan de Zaan.

Tas_Terbuka_Copet
Tas Terbuka, Sasaran Empuk Pencopet.

Memulai dengan Zaanse Schans, kompleks Kincir Angin Trasional yang Indah. Bergerak perlahan dari Jembatan Juliana yang legendaris itu. Pemandangan dari Jembatan Julina ini tidak selalu didapat kalau kawan menggunakan wisata umum. Sebab gerbang masuk ke daerah ini bukan dari tempat parkiran bus dan kendaraan pribadi dekat Museum Zaandam. Tapi dari arah sebaliknya.

ZaanseSchans01
Zaanse Schans, tampak dari Jembatan Juliana.


Zaanse Schans

Perjalanan di Zaanse Schans lancar jaya. Kami bisa berfoto di berbagai spot-spot menarik seputar kincir angin tradisional. Mengunjungi Cheese dan Clogs Factory yang berada di wilayah pertanian luas itu. Tentu saja selain mencicipi enaknya keju beraneka rasa, para tetamu ingin melakukan besuk ke rest room alias pipis. Maklum tetamu dari negeri tropis sering mengeluhkan ingin ke kamar kecil. Itinya di Zaanse Schans enjoy dan lancar. Sebelumnya Serbalanda pernah membuat tulisan tentang Pipis di Belanda.

20160325_174304
Supir Serbalanda Tetap Mewaspadai Kondisi di Volendam.

Volendam
Insiden pencopetan terjadi setelah Zaanse Schans. Pada destinasi kedua, di Volendam. Beberapa tamu ingin makan ikan goreng khas Belanda. Mereka mengantri di De Lunch, restoran ikan yang tersohor di sepanjang bendungan. Menurut resensi Tripadvisor, restoran ini menduduki posisi kedua dalam kategori resto olahan ikan di Volendam dan nomor 1 di kawasan itu.

Barang_Copet_02
Tas Ditinggal, Pemilik Berselfie

Bukan saja copet yang mencari mangsanya. Tapi Serbalanda, sering memergoki juga kawan-kawan dari Indonesia kurang fokus dengan barang-barangnya. Kerap kali mereka kedapatan meninggalkan barang berharga seperti tas dan kamera di tempat terbuka, jauh dari lokasinya. Dengan dalih ribet atau tidak “kece”  kalau berfoto pakai tas.

Barang_Copet_01
Tas dan GoPro ditinggal, Pemilik Berfoto Rame-rame

Eka Tanjung tentu menyarankan tetamu ke sana. Bisa makan di dalam atau pilih Take Away makan di luar yang lebih murah. Bisa dimaklum, karena makan dalam resto harganya €5,- per porsi lebih mahal katimbang di bawa pergi dan makan di bangku luar. Kebetulan hari itu cuaca memang menunjang.

Volendam Kibeling
Kibbeling dan Saus

Kibbeling
Volendam siang itu tidak terlalu ramai, hanya ratusan orang yang lalu-lalang sepanjang dam. Biasanya sampai ribuan. Pak Anton salah satu tamu kami mengantri di sana untuk pesan Gebakken Kibbeling met Saus. Atau Ikan Cod Goreng Tepung dengan Saus Remolada. Salah satu favorite di sana. Dagingnya tebal dan segar.

Mencurigakan
Sembari menantikan Kibbeling masak digoreng, Pak Anton berdiri menunggu di depan vitrine atau stand. Pada saat itu Eka Tanjung merasa ada sepasang pria dan wanita Eropa postur tinggi dan wanita berambut pirang berpakaian rapi dengan selendang wol menyelempang di depan dadanya.

Penulis curiga dengan gelagat dua orang yang ikut mengantri di belakangan pak Anton, tamu kami, yang membawa tas pundak di samping kanannya. Dengan rasa curiga, penulis yang tadinya menyatu di samping pak Anton, akhirnya mundur ke seberang jalan sambil terus mengawasi mereka.

Tas Terbuka
Walau ada rasa tidak nyaman, tapi penulis masih belum sepenuhnya yakin dua orang bule ini punya niat akan mencopet. Tapi keraguan itu segera sirna dalam hitungan satu menitan, ketika Pak Anton mendapatkan Kibbelingnya dari tangan penjual ikan, dan berbalik ke arah penulis untuk duduk menikmati pesanannya.

Copet_20180524_174509
Tempat Kejadian Perkara (TKP)

Dalam sekejap penulis melihat tas bahu pak Anton terbuka lebar dan kami langsung memintanya melihat apakah dompetnya masih ada.

Penulis:”Pak kok tasnya terbuka? Tolong dompetnya dicek, apa masih ada?”
Pak Anton: “Sudah tidak ada. Hilang!”

Saat itu juga tanpa pikir panjang, penulis langsung lari mengejar dua orang tadi yang berjalan ke arah yang berlawanan. Dengan berlari menyusul dua pelaku dan berbalik badan di jarak 1 meter. Dengan nada kesal dan sok yakin, penulis berteriak. “Haaai you. Give back his wallet!!”

Gerak Cepat
Seketika itu juga terdengar suara “praak!”. Sesuatu jatuh di lantai jalan. Rupanya sang pelaku perempuan, menjatuhkan dompet pak Anton dari tangannya yang berada di balik baju ponchonya. Penulis tanpa berpikir untuk menangkap kedua pelaku, langsung saja mengambil dompet yang masih utuh termasuk uang recehan yang menimbulkan bunyi prak ketika dijatuhkan ke lantai.

Anton_20180524_230252
Pak Anton dan Tasnya Selamat dari Pencopetan.

Dompet Kembali
Penulis mengembalikan dompet kepada Pak Anton dan meminta beliau mengecek apakah ada yang terambil. Rasa lega ketika semua masih utuh, walau sempat 2 menit berada di tangan copet.

Setelah mengumpulkan semua peserta tour dan menanyai tentang kondisi barang-barang mereka, kami melanjutkan perjalanan. Beberapa menit kemudian Adrenaline menurun kembali dan suasanapun mereda.  Kami pun bisa tertawa-tawa menceritakan kejadian tadi. Seandainya bila tadi dompet hilang dan tak kembali, mungkin moodnya jadi akan jauh berbeda.

Anton_Testi_01
Dompet Selamat, Pak Anton dan Tetamu Ceria di Day 2.
Jaime_Dam_20180524_200625
Bersama Jaime van Gastel. Sang Pemburu Copet

Sesampainya di rumah penulis sempat berfikir dan merenung. Apa yang membuat dirinya jadi berani beraksi mengejar pelaku dan menuntut dompet kembali.
Ada beberapa alasan:
1. Sudah beberapa kali terjadi di Volendam. Bahwa tamu kehilangan dompet atau uangnya ketika berbelanja.
2. Sudah kerap mendengar dari pemandu dan tetamu bahwa mereka di tempat lain juga menjadi korban pencopetan. Atau jadi saksi rekan kehilangan dompet.
3. Sering membaca berita dari kepolisian bahwa belakangan ini banyak sindikat pencopet dari negara-negara Rumania dan Bulgaria yang sangat aktif di Eropa Barat. Jerman, Belanda, Belgia, Prancis, Spanyol dan di Italia.
4. Penulis belajar dari Jaime van Gastel, De Boevenspotter. Atau Jaime sang Pemburu Copet. Dia sudah 20 tahun berburu copet-copet yang aktif di Belanda dan mengabadikannya. Jaime bekerjasama dengan team anti-copet di Amsterdam. Dia, yang berprofesi sebagai pemilik boutique pakaian, punya akses langsung ke satuan polisi ini. Aktivitasnya bisa dilihat di Kanal Youtubenya. “De Boevenspotter”

Jaime mengatakan bahwa untuk kebaikan dan keamanan, kita jangan takut pada penjahat. Seperti diungkapkannhya ketika kita berbincang di De Dam Amsterdam. Sehari setelah insiden pencopetan di Volendam.

Pesan Eka Tanjung kepada para wisatawan, terkhusus kawan-kawan dari Indonesia. Mohon tetap jaga barang. Fokus dan saling mengawasi.

Tautan Menarik:

Hubungi Serbalanda: